Bandung (ANTARA) - Sekitar 3.000 Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemprov Jawa Barat bersama gubernur setempat, Ridwan Kamil melaksanakan shalat Subur berjamaah di Masjid Raya Al-Jabbar, Gedebage, Kota Bandung, dilanjutkan dengan "operasi semut" untuk membersihkan area masjid tersebut.


"Tadi dilaksanakan shalat subuh berjamaah, dilanjutkan dengan operasi semut pagi tadi. Kita kerja bakti, bagi yang datang, ini momen sejarah," kata Ridwan Kamil disela kerja bakti sekaligus peresmian Masjid Al Jabbar di Badung, Jumat.

Pelaksanaan shalat subuh berjamaah di Masjid Raya Al Jabbar dilakukan sebagai komitmen untuk memakmurkan masjid.

Baca juga: Polrestabes kerahkan 531 personel saat peresmian Masjid Al Jabbar

Selepas melaksanakan shalat subuh berjamaah, kepada ASN Jabar yang melakukan operasi semut, Kang Emil sapaan akrab Ridwan Kamil, mendoakan setiap langkah dalam kegiatan bersih-bersih tersebut bisa menjadi ladang pahala.

"Hari ini dengan penuh semangat setiap keringat itu jadi amal jariah bagi kita. Jadi, beruntunglah yang datang hari ini," ujarnya.


Menurutnya, perjalanan panjang pembangunan Masjid Raya Al Jabbar ini melibatkan banyak pihak. "Membangun ini (Masjid Raya Al Jabbar) bukan superman, tapi superteam. Bukan kerja saya, tapi kerja ribuan orang," katanya.

Masjid Raya Al-Jabbar merupakan spirit dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat. Hal tersebut ditandai dengan terdapatnya motif batik dari 27 kabupaten/kota se-Jawa Barat dalam desain Masjid Raya Al-Jabbar.

Walaupun lokasinya di Kota Bandung, Ridwan Kamil menegaskan ini adalah Masjid Raya Al-Jabbar.

"Artinya, semua warga di Jawa Barat harus ada rasa memiliki. Apa simbolisasi bagian dari Jawa Barat merasa memiliki, secara desain saya tampung. Ada ragam hias motif batik di pintu-pintu yang jumlahnya ada 27, sehingga ada kebanggaan. Masjid Raya Al-Jabbar dihimpun dari semangat ke-Jawa Barat-an," katanya.


Sementara itu, Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Jawa Barat Bambang Tritoyuliono mengatakan Masjid Raya Al-Jabbar memiliki banyak keunikan.

Baca juga: Pemprov: Masjid Al Jabbar jadi daya tarik baru promosi luar negeri

Masjid Raya Al-Jabbar merupakan masjid terapung, dengan banyak ornamen, seperti kubah Masjid Raya Al-Jabbar seluas 1 hektare 99x100 meter persegi, tanpa ada tiang penyangga. Jadi, hanya dibebankan kepada struktur tulangan plafon. Kemudian kaca patri, yang pelaksanaannya sulit luar biasa.


Masjid Raya Al-Jabbar merupakan desain Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang saat itu menjadi Wali Kota Bandung pada 2015. Masjid Raya Al-Jabbar juga merupakan perjalanan panjang selama kurun waktu lima tahun. Mulai dari pembebasan tanah tahun 2015, kemudian tahun 2017 mulai pelaksanaan pembangunan hingga tahun 2022.

"Insya Allah, 30 Desember 2022, Masjid Raya Al-Jabbar kita resmikan. Masjid ini terapung di atas danau, punya struktur plafon tanpa tiang, ornamen-ornamen banyak kerajinan tangan anak-anak Jawa Barat yang mempunyai nilai seni luar biasa," katanya.

Baca juga: Gubernur Jabar: Masjid Al Jabbar Gedebage tampung 50 ribu orang

Baca juga: Pembangunan tahap tiga Masjid Al-Jabbar ditargetkan tuntas akhir 2020

Sementara itu, Kepala Bapenda Jawa Barat Dedi Taufik mengatakan warga Jawa Barat patut berbangga dengan keberadaan Masjid Al-Jabbar. Masjid terbesar di Jawa Barat ini bisa dimaksimalkan untuk kegiatan lain, selain sebagai tempat ibadah.

“Spiritnya kebersamaan, kita bisa shalat berjamaah, shalat subuh berjamaah. Selain itu, kita bisa menikmati keindahan dan kenyamanan lingkungan masjid. Ke depan, juga akan ada biaya pemeliharaan yang pastinya bersumber dari pajak masyarakat,” kata Dedi.

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022