Seorang pria berjalan melewati mural mirip legenda sepak bola Brazil, Pele, di Santos, Brazil, Rabu (27/10/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Amanda Perobelli/WSJ/aa.

Pernah kapok bermain

Lahir dalam nama asli Edson Arantes do Nascimento pada Oktober 1940, Pele memainkan pertandingan pertamanya untuk Santos saat berusia 15 tahun pada 1956.

Setahun kemudian dia dipanggil bergabung dengan timnas Brazil dan membuat gol debutnya bersama timnas kala melawan Argentina. Pada 1958 dia masuk skuad Piala Dunia Swedia.

Keikutsertaan dia dalam putaran final Piala Dunia edisi 1958 itu menjadi bahan perdebatan sengit di Brazil.

Banyak pihak mempertanyakan apakah sudah pantas remaja ramping itu memanggul beban berat dari turnamen terbesar sejagat itu.

Kritik itu hampir terbuktikan manakala dia cedera lutut begitu tiba di Swedia yang memaksanya absen dalam dua pertandingan pertama Brazil dalam Piala Dunia 1958 itu.

Pele hampir absen dari pertandingan ketiga Brazil melawan Uni Soviet, seandainya pelatih Vicente Feola termakan saran psikolog tim yang menyatakan Pele masih "kekanak-kanakan" dan tidak layak dimainkan dalam arena setinggi itu.

Sebaliknya Feola melawan hati kecilnya dengan memainkan si anak muda yang kemudian membayar tuntas kepercayaannya.

Bekerja bersama-sama dengan Garrincha, Pele mempersembahkan penampilan yang memukau nan menyihir kala Soviet takluk 0-2 kepada Brazil.

Setelah itu Pele tak tertahankan. Dia kemudian menciptakan gol kemenangan dalam perempat final saat melawan Wales, kemudian hattrick ketika membantai Prancis 5-2 dalam semifinal, lalu mengukir dua gol dalam final melawan Swedia.

Baca juga: 1958 - Pele antar Brasil juara pertamanya

Saat itu usianya baru 17 tahun. Pele pun menjadi pesepak bola termuda yang menjuarai Piala Dunia.

Namun, dua turnamen berikutnya menjadi pengalaman tidak menyenangkan bagi dia.

Berumur 21 tahun kala Piala Dunia 1962 di Chile, Pele terlihat lebih matang dan lebih kuat, sehingga Brazil diyakini akan dengan mudah merengkuh trofi.

Dan memang dia kembali memukau semua orang ketika gol dari aksi individualnya menggetarkan gawang Meksiko untuk memenangkan Brazil 2-0 dalam partai pembuka.

Namun pada pertandingan kedua dia cedera parah kala dilawan Ceko yang membuatnya absen sampai turnamen selesai ketika rekan-rekan senegaranya berhasil mempertahankan gelar juara dunia.

Namun kekecewaan Pele karena cedera yang membatasi penampilannya di Chile tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan kekecewaan yang dia alami di Inggris pada 1966 yang tanpa perlindungan wasit, dia habis-habisan dikasari pemain-pemain lawan sampai terpaksa tak melanjutkan kiprahnya.

Dia dikasari secara brutal oleh tim pertahanan Bulgaria pada laga pertama hingga terpaksa absen dalam pertandingan kedua. Penderitaannya mencapai puncaknya saat melawan Portugal dalam laga berikutnya.

Dua ganjalan keras Joao Morais membuat Pele menangis untuk dibawa keluar meninggalkan Goodison Park di Liverpool. Pele bahkan sempat bersumpah tidak akan pernah bermain lagi dalam Piala Dunia.

"Saya tidak mau mengakhiri hidup saya sebagai orang cacat," kata Pele kala itu.

Baca juga: Kondisi penyakit kanker Pele memburuk
Baca juga: Pele bermalam Natal di rumah sakit bersama keluarganya


Selanjutnya: Permainan indah

Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2022