Jakarta (ANTARA News) - Indonesia memandang Panama sebagai negara yang prospektif di kawasan Amerika Tengah. Panama menempati posisi keempat di bawah Brasil, Argentina, dan Chili sebagai negara yang terbesar nilai perdagangannya dengan Indonesia dari kawasan Amerika Latin.

Kerja sama bidang perdagangan antara Indonesia dan Panama masih belum banyak dilakukan, namun prospek peningkatan perdagangan kedua negara sangat besar.

Siaran pers Kementerian Perdagangan menyebutkan, dalam kesempatan courtesy call Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Gusmardi Bustami, kepada Wakil Menteri Perdagangan dan Industri Panama, Jose Pacheco Tejeira, pihak Panama menyampaikan bahwa keberadaan Colon Free Zone (CFZ) sebagai pusat aktivitas ekonomi di Panama dapat dimanfaatkan oleh pengusaha Indonesia untuk berinvestasi dan membuka semacam show room untuk produk-produknya agar dapat dipasarkan secara lebih luas.

Oleh Pemerintah Panama, CFZ telah diberikan fasilitas berupa infrastruktur dan kemudahan dari sisi insentif pajak dan keimigrasian. Acara tersebut juga dihadiri oleh Duta Besar RI untuk Panama, Dwi Ayu Arimami.

“Bagi Indonesia, Panama merupakan mitra yang sangat penting dalam kerja sama ekonomi. Oleh sebab itu, informasi terkini dari perkembangan ekonomi Indonesia penting kami komunikasikan dalam kunjungan ini, sekaligus terus mengekplorasi kesempatan-kesempatan bisnis dan investasi yang bisa dikembangkan antar kedua negara,” kata Dirjen PEN.

Panama merupakan salah satu negara di Amerika Tengah yang strategis secara geografis sehingga menjadi lokasi yang menarik bagi perdagangan dan investasi Indonesia.

Panama juga memiliki keunggulan karena mempunyai akses dan menjadi hub ke beberapa negara lainnya di kawasan seperti Amerika Latin, Amerika Tengah dan Utara.

Pemerintah Panama mendorong Indonesia untuk memanfaatkan Colon Free Zone (CFZ) dan terusan Panama sehingga selain untuk pasar Panama, produk Indonesia juga dapat menjangkau kawasan sekitarnya.

CFZ letaknya sangat strategis pada jalur masuk terusan Panama serta telah memiliki sarana dan infrastruktur yang lengkap dan terpadu dan telah menjadi salah satu pusat pasar dan distribusi perdagangan dunia.

Pada sesi business luncheon yang dibuka oleh Duta Besar Dwi Ayu Arimami, acara ini dihadiri sekitar 31 perusahaan yang bergerak di bidang perkapalan, tekstil dan produk tekstil, turisme, perhotelan, dan transportasi. Para peserta yang hadir sangat antusias dan menyambut positif apa yang disampaikan dan dipresentasikan khususnya mengenai kondisi terkini perkembangan ekonomi Indonesia.

Sesi ini diselenggarakan bekerja sama dengan Kedutaaan Besar Republik Indonesia di Panama City.

Dalam pertemuan tersebut, Dirjen PEN memberikan gambaran tentang peluang dan iklim bisnis serta investasi Indonesia.

Setelah melakukan berbagai upaya menciptakan iklim usaha yang kondusif, setelah 14 tahun dua organisasi internasional memberikan ranking Investment Grade Indonesia menjadi 18,4% pada tahun 2011 dan diharapkan dapat terus lebih membaik.

Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) juga menjadi program yang menarik bagi para pengusaha Panama.

MP3EI memberikan gambaran bagaimana rencana terintegrasi melalui 6 koridor ekonomi di seluruh Indonesia yang terdiri dari 22 aktivitas ekonomi.

Selain menjamin kepastian hukum dibidang ketertsediaan tanah, insentif pajak juga diberikan kepada 129 sektor bisnis, antara lain perkebunan, pertambangan, real estate, elektronik, dan farmasi khusus untuk makanan.

Pemerintah Indonesia juga memberikan pengurangan pajak selama 5 sampai 10 tahun khususnya di sektor logam dasar, kilang minyak, petrokimia, energi terbarukan dan perangkat telekomunikasi.

Dirjen PEN juga mengajak para peserta yang hadir untuk berpartisipasi pada Trade Expo Indonesia (TEI) ke-27 yang akan diselenggarakan pada 17-21 Oktober 2012 di Jakarta.

“TEI merupakan pameran terbesar bagi produk dan jasa Indonesia, ini membuka kesempatan bisnis dengan Indonesia,” kata Gusmardi.

Total perdagangan Indonesia dan Panama tahun 2011 mencapai USD 218,7 juta, meningkat 45,1% dibanding tahun 2010 sebesar USD 150,7 juta.

Periode Januari-Juni 2012 adalah sebesar USD 184,9 juta, meningkat 40,8% dibanding periode yang sama tahun 2011 yang sebesar USD 76,8 juta.

Ekspor Indonesia periode Januari-Juni 2012 sebesar USD 74,1 juta, meningkat 8,32% dibanding periode yang sama tahun 2011 sebesar USD 68,4 juta.

Sementara impor dari Panama periode Januari-Juni 2011 sebesar USD 8,4 juta dan periode yang sama tahun 2012 sebesar USD 110,8 Juta.

Saat ini Indonesia masih defisit perdagangan dengan Panama sebesar USD 36,7 juta.

Hubungan perdagangan Indonesia dengan Panama terus meningkat dari tahun 2007 hingga tahun 2011 dengan rata-rata kenaikan sebesar 33,7%.

Ekspor utama Indonesia ke Panama adalah alas kaki, suku cadang elektronik, tekstil dan produk tekstil (TPT), serta ban kendaraan bermotor.

Sementara dari Panama Indonesia mengimpor vessel untuk penumpang dan barang, tanker, dan ferrous waste & scrap.

Total perdagangan Panama dengan dunia pada tahun 2011 mencapai USD 36,4 miliar.

Pertumbuhan ekonomi Panama mencapai 10,6% pada tahun 2011 dengan inflasi sebesar 5,9% dan diperkirakan akan tumbuh 7,6% pada tahun 2012.

(a038)

Pewarta: Aditia Maruli Radja
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2012