Singapura (ANTARA) - Dolar stabil di awal perdagangan Asia pada Kamis pagi, setelah didorong imbal hasil obligasi pemerintah AS jangka panjang lebih tinggi semalam, karena optimisme awal atas pembukaan kembali China gagal.
Menyusul pencabutan aturan karantina China untuk pelancong yang masuk mulai 8 Januari, negara-negara seperti Amerika Serikat, Jepang, dan India mengatakan mereka akan mewajibkan tes COVID untuk pelancong dari China.
Kecepatan negara itu membatalkan aturan COVID telah membuat sistem kesehatannya yang rapuh kewalahan dan memicu kekhawatiran tentang penyebaran virus.
Yen Jepang terakhir hampir 0,5 persen lebih tinggi pada 133,83 per dolar, meskipun tetap berada di dekat level terendah satu minggu di 134,50 yang dicapai pada sesi sebelumnya.
Sterling naik 0,19 persen menjadi 1,2040 dolar, tetapi juga tidak jauh dari level terendah tiga minggu di 1,1993 dolar yang dicapai minggu lalu. Euro menguat 0,15 persen menjadi 1,0628 dolar.
"Banyak negara mengadopsi lapisan pengujian tambahan untuk pelancong yang datang dari China mencerminkan dimulainya kembali perjalanan yang tertatih-tatih di tengah wabah China," kata Vishnu Varathan, kepala ekonomi dan strategi di Mizuho Bank. "Ini mungkin juga memicu kekhawatiran akan jenis baru COVID yang sekali lagi dapat mengganggu pemulihan global."
Ketidakpastian atas prospek ekonomi global, bersama dengan meningkatnya kekhawatiran tentang resesi di AS, membuat imbal hasil obligasi pemerintah dua tahun, yang biasanya bergerak sejalan dengan ekspektasi suku bunga, tergelincir semalam. Terakhir berdiri di 4,3512 persen.
Sementara itu, imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10-tahun terakhir bertahan di 3,8656 persen, setelah naik ke level tertinggi lebih dari satu bulan di 3,8920 persen semalam.
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya kokoh di 104,28.
"Dalam waktu dekat, masih ada tanda tanya besar seberapa cepat kita bisa mengatasi kebangkitan COVID ini," kata Moh Siong Sim, ahli strategi mata uang di Bank of Singapore. "Tapi dalam jangka menengah ... saya pikir prospek pertumbuhan China bisa lebih stabil dan tidak bergelombang, dan pada gilirannya berarti seluruh dunia juga bisa mendapat manfaat dari itu."
Aussie diperdagangkan 0,16 persen lebih tinggi pada 0,6751 dolar AS, sedangkan kiwi naik 0,33 persen menjadi 0,6331 dolar AS.
Yuan lepas di pasar luar negeri naik tipis menjadi 6,9932 per dolar.
Di pasar uang kripto, bitcoin naik 0,13 persen menjadi diperdagangkan pada 16.561 dolar AS, sementara ether naik 0,26 persen menjadi 1.192,60 dolar AS, meskipun keduanya berada di jalur penurunan lebih dari 60 persen tahun ini.
Baca juga: Dolar menguat, terkerek lonjakan imbal hasil obligasi Pemerintah AS
Baca juga: Yuan merosot 112 basis poin menjadi 6,9793 terhadap dolar AS
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022