Berlin (ANTARA) - Harga gas untuk konsumen di ekonomi terbesar Eropa itu akan tetap tinggi untuk satu tahun lagi setelah krisis energi, kata Menteri Urusan Ekonomi dan Aksi Iklim Jerman, Robert Habeck.

"Saya berharap semuanya sudah lebih baik menjelang akhir 2023," kata Habeck kepada kantor berita Jerman DPA, Rabu (28/12/2022). Namun dia menambahkan: "Kami masih harus menanggung harga yang lebih tinggi."

Setelah periode itu infrastruktur LNG Jerman kemungkinan akan cukup berkembang sehingga penggantian yang cukup untuk gas Rusia dapat diimpor, dengan demikian juga mengatur harga, kata Habeck.

Baca juga: Krisis energi paksa Jerman tolak seruan pemimpin UE batasi harga gas

Harga gas di Eropa sudah turun signifikan, setelah mencapai puncaknya pada akhir Agustus. Gas berjangka TTF (Title Transfer Facility) Eropa diperdagangkan sekitar 80 euro (85 dolar AS) per megawatt jam pada Rabu (28/12/2022), turun dari hampir 350 euro.

Untuk mengamankan pasokan gas Jerman, terminal gas alam cair (LNG) sedang dibangun untuk mendirikan infrastruktur baru untuk impor. Pada pertengahan Desember, lokasi pertama negara itu untuk pengoperasian Unit Penyimpanan dan Regasifikasi Terapung (FSRU) secara resmi dibuka di Wilhelmshaven.

"Jika kami berhasil mengembangkannya lebih jauh dengan kecepatan saat ini, maka kami akan menghubungkan kembali Jerman ke pasar dunia," kata Habeck. "Dan kemudian kita juga akan mendapatkan harga pasar dunia yang jauh di bawah harga yang kita miliki sekarang."

Baca juga: Permintaan gas global 2022 diperkirakan anjlok 65 miliar meter kubik

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022