Berlin (ANTARA) - Sektor perawatan kesehatan Jerman mungkin menghadapi gelombang kebangkrutan pada 2023, menurut peringatan dari Federasi Rumah Sakit (DKG) negara itu pada Selasa (27/12).
"Kerugian pada perawatan kesehatan akan terlihat di banyak daerah," ungkap Ketua DKG Gerald Gass dalam sebuah pernyataan. "Gelombang kebangkrutan yang diprediksi beberapa bulan yang lalu kini mulai bergulir."
Hanya 6 persen rumah sakit di negara terpadat di Uni Eropa (UE) itu yang menilai situasi ekonomi mereka saat ini "baik", menurut survei tahunan yang dilakukan oleh Institut Rumah Sakit Jerman (DKI).
Pada saat yang sama, satu lebih dari dua rumah sakit memperkirakan situasi ekonomi mereka akan semakin memburuk pada 2023, tunjuk survei tersebut.
Pendanaan investasi rumah sakit melalui subsidi publik "tidak lagi cukup bagi banyak rumah sakit untuk menghadapi tantangan masa depan," kata DKG. Separuh dari dana investasi yang digunakan rumah sakit sudah disediakan oleh sektor swasta.
Jumlah rumah sakit di Jerman terus menurun dalam 30 tahun terakhir. Pada 1991, masih terdapat lebih dari 2.400 rumah sakit dengan sekitar 665.000 tempat tidur, tetapi angka tersebut turun menjadi kurang dari 1.900 rumah sakit dengan sekitar 480.000 tempat tidur pada 2021, menurut Kantor Statistik Federal Jerman (Destatis).
Saat ini, jumlah keseluruhan kasus rawat inap di Jerman dengan infeksi pernapasan akut yang parah berada pada "tingkat yang sangat tinggi," ungkap Institut Robert Koch (Robert Koch Institute/RKI) untuk penyakit menular dalam laporan mingguan terbarunya.
"Pasien seharusnya dapat menerima perawatan yang cepat dan baik di mana pun, termasuk di daerah pedesaan, dan pertimbangan medislah, bukannya pertimbangan ekonomi, yang seharusnya menentukan perawatan mereka," kata Menteri Kesehatan Jerman Karl Lauterbach dalam sebuah pernyataan pada awal Desember.
Pewarta: Xinhua
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022