Padang (ANTARA) - Balai Bahasa Sumatera Barat melakukan digitalisasi terhadap Kamus Bahasa Minangkabau-Indonesia sebagai upaya untuk memperluas sebaran sehingga manfaatnya bisa lebih dirasakan oleh masyarakat.

"Upaya penyusunan kamus ini sebenarnya sudah dimulai sejak 2004 dan diterbitkan pada 2009 dan terus dikembangkan hingga edisi ketiga. Pada 2022 kita melakukan digitalisasi dengan aplikasi yang dinamai Limpapeh," kata Kepala Balai Bahasa Sumbar, Eva Trisna di Padang, Rabu.

Ia mengatakan itu dalam Taklimat Media yang digelar Balai Bahasa Sumbar untuk menyampaikan capaian program Balai Bahasa Sumbar tahun 2022.

Eva mengatakan masyarakat yang ingin mengakses aplikasi tersebut bisa mengunjungi laman https://limpapeh.id atau https://kamus.minangkabau.id yang saat ini telah memuat 29 ribu entri.

Baca juga: Pariaman luncurkan buku pelajaran bahasa dan sastra Minangkabau

Baca juga: Jangan malu bertutur Minang

Selain kamus itu, Balai Bahasa Sumbar juga telah meluncurkan Kamus Mentawai-Indonesia yang memuat 4.760 entri.

"Kamus Bahasa Mentawai-Indonesia ini sekarang masih dalam bentuk buku, namun pada 2023 rencananya kita akan sempurnakan dan didigitalisasi," katanya.

Eva menceritakan persoalan dialek daerah menjadi salah satu perdebatan dalam upaya penyusunan dua kamus tersebut karena hampir setiap daerah di Sumbar memiliki dialek khas masing-masing.

Dialek Bahasa Minangkabau untuk Payakumbuh memiliki perbedaan dengan dialek Pesisir Selatan. Begitu pula dengan dialek dengan 19 kabupaten dan kota lain.

Karena itu diambil kebijakan untuk menggunakan Bahasa Minangkabau umum yang rata-rata dipahami oleh masyarakat secara umum. Sedangkan untuk bahasa Mentawai digunakan dialog Sikakap.

Sementara itu Kasubbag Umum Balai Bahasa Sumbar, Wahyudi mengemukakan program-program yang dilaksanakan oleh Balai Bahasa Sumbar didasarkan pada model kelompok kerja yaitu Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional (KKLP).

"Ada enam KKLP di Balai Bahasa Sumbar dan semua menjalankan program masing-masing secara maksimal pada 2022," ujarnya.

Enam KKLP itu masing-masing KKLP Perkamusan, KKLP Pembinaan dan Bahasa Hukum, KKLP Penerjemahan, KKLP Perlindungan dan Pemodernan,KKLP UKBI, KKLP Literasi dan KKLP BIPA.

Taklimat Media tersebut dibuka oleh Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra Kemendikbud, Imam Budi Utomo secara daring.

Ia menyampaikan taklimat media yang digelar sekaligus untuk evaluasi program yang dijalankan oleh Balai Bahasa Sumbar selama 2022. Kekurangan dan kelebihannya akan dijadikan dasar untuk perbaikan ke depan.

Baca juga: Balai Bahasa revitalisasi tiga bahasa daerah di Sumatera Utara

Baca juga: Butuh intervensi, Sumsel alami penurunan vitalitas bahasa asli daerah

Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022