Jakarta (ANTARA News) - Jaksa Agung Abdurrahman Saleh berharap mantan Presiden Soeharto yang kini dirawat di RS Pusat Pertamina, karena pendarahan usus, cepat sembuh, meski belum memastikan kapan pihaknya akan memeriksa mantan orang nomor satu Orde Baru itu. "Kita tunggu saja, kejaksaan berharap ia cepat sembuh. Saya belum mau bilang habis itu apa. Itu cerita lain," kata Jaksa Agung sebelum mengikuti Sidang Kabinet di Kantor Kepresiden di Jakarta, Senin. Mantan presiden Soeharto, yang dirawat sejak Kamis (4/5) lalu di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Minggu masih mengalami pendarahan usus, namun kadar hemoglobin (HB) darahnya naik. Pada Minggu (7/5) gabungan tim kepresidenan dan tim dokter RSPP melakukan operasi mendadak pada Soeharto sekitar pukul 21.00 WIB. Operasi yang berlangsung empat jam itu, dilakukan setelah ada kelainan pada pendarahan usus besarnya. Ia mengatakan pemeriksaan yang dilakukan tim dokter kepresidenan dan tim dokter kejaksaaan, terhadap Soeharto, berbeda. "Itu lain-lain. Penekanan pada pemeriksaan yang kita lakukan adalan pada kemampuan (untuk jalani persidangan. Kemampuan otak-red). Kalau tim dokter kepresidenan lebih pada fisik," kata Abdurahman Saleh. Jaksa Agung menambahkan bahwa kesulitan keuangan yang dialami Kejakasaan Agung sekitar Rp200 juta bagi keperluan pemeriksaan medis terhadap Soeharto sudah dapat ditanggulangi. "Sudah tercukupi dari keuangan negara," katanya. Sementara itu, Ketua Tim Dokter Kepresidenan Mardjo Soebandiono menjelaskan keputusan operasi terhadap Soeharto dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa risiko, salah satunya faktor usia yang sudah lanjut serta beberapa penyakit yang dideritanya, antara lain stroke berulang, kelainan jantung, gangguan paru-paru dan ginjal kronis. Pada Minggu sore, tim dokter juga memasang `klonoskopi` untuk mencari sumber pendarahan di usus Soeharto. (*)
Copyright © ANTARA 2006