Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali, memimpin rapat koordinasi lintas kementerian dan lembaga, dalam rangka persiapan Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan sepak bola FIFA World Cup U-20 Tahun 2023.
Rapat tersebut dilakukan secara virtual dari Kantor Kemenpora Senayan, Jakarta, Selasa, dengan diikuti setidaknya 20 kementerian dan lembaga terkait.
Presiden RI Joko Widodo telah mengeluarkan Instruksi Presiden No.12/2022 tentang Dukungan Penyelenggaraan FIFA World Cup U-20. Bersamaan dengan itu, ada pula Keputusan Presiden No.22/2022 tentang Panitia Nasional Penyelenggaraan, terkait Indonesia menjadi tuan rumah FIFA World Cup U-20 pada Mei-Juni 2023.
Sebelumnya, Indonesia telah mengikuti bidding tuan rumah FIFA World U-20 dan menang pada 2019. Sejatinya pelaksanaan piala dunia tersebut adalah pada 2021, tetapi karena pandemi COVID-19, FIFA menunda pelaksanaannya pada 2023, dan Indonesia tetap sebagai tuan rumahnya.
"Kesiapan dari sisi infrastruktur kita sudah siap di tahun 2021. Tetapi karena penundaan maka infrastruktur yang ada diizinkan untuk digunakan bagi daerah dan klub. Karena waktu yang sudah dekat maka ibu dan bapak tentu harus bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan sesuai Inpres yang ada," ujar Menpora Amali dikutip dari situs resmi Kemenpora, Selasa.
Baca juga: FIFA terkesan dengan persiapan Indonesia gelar Piala Dunia U-20 2023
"Dalam Kepres, kita yang tergabung dalam INAFOC bertanggungjawab terhadap dukungan penyelenggaraan yang ketuanya langsung Menpora dan anggotanya dari kementerian lembaga, pemerintah provinsi, pemerintah daerah. Susunan kepanitiannya nanti secara resmi akan kita umumkan secara lengkap."
Dalam Kepres, penanggungjawab infrastruktur adalah Kementerian PUPR dan untuk Local Organizing Committee (LOC) adalah Ketum PSSI sekaligus bertanggungjawab terhadap prestasi timnas Indonesia.
Menpora Amali menyampaikan alasan terpilihnya Indonesia menjadi tuan rumah yakni berkat adanya surat langsung dari Presiden RI kepada Presiden FIFA atas kesanggupan dan disertai dengan government guarantee yang ditandatangani oleh beberapa menteri.
"Karena waktu itu FIFA meminta komitmen bukan hanya tingkat Kepala Negara tetapi juga menteri-menteri, gubernur dan bupati terkait," kata Menpora, yang juga merupakan Ketua Indonesia FIFA U-20 World Cup Organizing Committee (INAFOC).
Baca juga: PSSI: Piala Dunia U-20 2023 mulai tepat Harkitnas sampai 11 Juni
"Nanti kalau kita kepanitiannya sudah lengkap kita akan bicara bidang per bidang. Dalam enam daerah yang menjadi tuan rumah yakni, Jakarta yang akan dilaksanakan di SUGBK dan empat lapangan latihan (Lapangan ABC dan Stadion Madya)."
Selain Jakarta, ada beberapa stadion yang digunakan, termasuk Stadion Si Jalak Harupat di Jawa Barat berserta lapangan latihan.
Lokasi lainnya, ada di Jawa Tengah menggunakan Stadion Manahan Solo dan empat lapangan latihan lainnya, Jawa Timur di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya dan beberapa lapangan latihan.
Sumatera Selatan di Jakabaring dan beberapa lapangan latihan. Bali di Stadion Kapten I Wayan Dipta dan beberapa lapangan latihan lainnya.
"Diluar kegiatan yang sudah dilakukan Kementerian PUPR, pendanaannya masuk dalam di DIPA Kemenpora. Semoga setelah rakor ini kita sudah tahu tugasnya masing-masing dan apa yang harus dikoordinasikan dan dikerjakan," ujar Menpora Amali.
"Masing-masing kementerian dan lembaga diminta untuk mengutus perwakilannya yang masuk di dalam kepanitiannya sehingga memudahkan untuk koordinasi. Karena semua pekerjaan ini dipandu langsung oleh FIFA maka semua pekerjaan akan mengacu pada aturannya FIFA," imbuhnya.
Baca juga: 100.000 orang ikuti pendaftaran relawan Piala Dunia U-20 2023
Baca juga: PSSI: Timnas U-20 jalani TC Piala Asia-Piala Dunia pada Januari 2023
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2022