Anggota Komisi II Bidang Ekonomi dan Keuangan DPRD Kalsel H Noor Fajri, Selasa mengatakan, subsektor perkebunan dapat mendatangkan keuntungan ganda, bahkan bisa lebih.
"Selain dapat menggerakkan roda ekonomi kerakyatan, subsektor perkebunan bisa menjadi sumber pendapatan asli daerah (PAD)," ujarnya saat melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Tabalong.
Oleh karenanya, Ia mengharapkan pemerintah provinsi (Pemprov) ataupun pemerintah pusat juga memberikan perhatian terhadap pengembangan usaha perkebunan di "Bumi Saraba Kawa" Tabalong dan Kabupaten Balangan yang sejak dulu terkenal sebagai sentra perkebunan.
"Sebelum ramainya usaha pertambangan batu bara, pendapatan penduduk Bumi Saraba Kawa Tabalong dan "Bumi Sanggam" Balangan salah satu andalan mereka pada usaha perkebunan," ungkapnya.
Tetapi seiring penambangan batu bara, lanjut dia, generasi pertama di Kalsel yang beroperasi di Bumi Saraba Kawa Tabalong dan Bumi Sanggam Balangan subsektor perkebunan kurang terperhatikan.
Padahal subsektor perkebunan merupakan "energi" kehidupan yang terbarukan atau tak kan habis. Sektor perkebunan akan terus tumbuh dan berkembang asalkan ada pembinaan serta usaha pengembangan dengan bantuan pemerintah, baik secara langsung maupun tidak langsung.
"Kita apresiasi dengan perhatian pemerintah yang serius terhadap usaha perkebunan di Kalsel seperti pada wilayah timur, namun kita juga berharap perhatian yang sama dari pemerintah terhadap usaha perkebunan di wilayah utara misalnya Tabalong dan Balangan," ujar Noor Fajri.
Sementara itu, sebelum adanya pertambangan batu bara, Provinsi Kalimantan Selatan menjadi salah satu penghasil komoditi karet, kelapa sawit, kopi, kakao, lada dan yang lainnya.
Luas perkebunan karet di Kalsel berdasarkan data pada Badan Pusat Statistik tahun 2018 seluas 269.981 hektare, kelapa seluas 40.873 hektare, kelapa sawit seluas 424.932 hektare, kopi 3.053 hektare, kakao seluas 685 hektare dan yang lainnya seluas 19.597 hektare.
Pewarta: Imam Hanafi/syamsuddin hasan
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2022