kita lengkapi sarana dan prasarananya seperti alat kesehatannya dan juga SDM-nya
Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama RS Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta atau RS Pusat Otak Nasional (PON) Mursyid Bustami mengatakan masih harus melengkapi sarana dan prasarana alat kesehatan di rumah sakit yang ditunjuk menjadi pengampuan penanganan stroke.
"Kalau dikatakan apakah sudah lengkap memang belum lengkap, beberapa rumah sakit masih perlu kita lengkapi sarana dan prasarananya seperti alat kesehatannya dan juga SDM-nya," ucapnya dalam diskusi secara daring dengan RS Prof. Ngoerah Bali dan RS PON Jakarta tentang pengampuan stroke yang diikuti di Jakarta, Senin.
Ia menambahkan memadainya alat kesehatan dan sarana serta prasarana di rumah sakit pengampu stroke sangat dibutuhkan agar pasien dapat segera tertolong karena stroke memiliki periode emas dalam penanganannya.
Pada kasus-kasus tertentu, Mursyid mengatakan tindakan ini dilakukan secepatnya dan tidak boleh menunggu. Ketika pasien sudah pecah pembuluh darah periode waktu yang terbaik adalah enam jam setelah terserang stroke.
"Jadi dalam hal ini penekanannya tidak mungkin kita menunggu rujukan misalnya dari provinsi lain ke rumah sakit profesor Ngoerah ini untuk tindakan trombektomi," ucapnya.
Ia menjelaskan, jika tidak terselesaikan dengan peluruh darah atau trombolisis, atau mengobati pembuluh darah yang besar atau sedang, maka yang tepat adalah mengambil sumbatan dengan menyedot sumbatan itu dengan metode trombektomi.
"Yang terbaik sebenarnya pada saat pecah itu kita sumbat jadi kualitas kecacatan dan tingkat kematian akan lebih baik dibandingkan dengan kita melakukan terlambat," ucap Mursyid.
RS PON sebagai koordinator rumah sakit rujukan nasional saat ini telah melakukan transformasi integrasi kesehatan khususnya stroke di seluruh Indonesia.
Rumah sakit ini telah melakukan stratifikasi rumah sakit vertikal dengan RS Prof. Ngoerah Bali dan diharapkan dapat memberikan layanan paripurna dalam penanganan stroke. Dan bersama-sama melakukan pengampuan di Provinsi Bali kemudian provinsi tetangga NTB dan NTT.
Baca juga: 4,5 jam, waktu maksimal selamatkan serangan stroke
Baca juga: Direktur RS PON: Masyarakat perlu kenali gejala stroke lewat FAST
Baca juga: Menteri Kesehatan resmikan RS Otak M Hatta Bukittinggi
Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022