Teheran (ANTARA) - Obat yang dikembangkan ilmuwan Iran dan diproduksi Perusahaan Farmasi Daroo MIM, Saliravira, berhasil mengantongi sertifikat paten internasional dalam hal mengurangi efek COVID-19.
Direktur umum Perusahaan Farmasi Daro MIM Reza Ramezani pada Minggu (25/12) mengatakan obat tersebut terdaftar di Iran dalam setahun terakhir dan pejabat layanan kesehatan telah menerbitkan izin sah untuk penggunaan di dalam negeri.
Menurutnya, uji pra-klinis dan klinis sudah dilakukan dan Universitas Ilmu Kedokteran Iran, yang merupakan cabang Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia di Iran telah mengeluarkan kode etik dan uji klinis sebelum pengujian.
Ramezani menambahkan perusahaan telah meneken kontrak dengan sebuah perusahaan resmi Eropa untuk membuka jalan memperoleh sertifikat paten internasional.
Baca juga: Sinopharm-Merck kerja sama, obat COVID bakal diproduksi di China
Menurut Wakil Presiden Iran untuk Sains dan Teknologi, sebanyak 40 lebih peneliti dari berbagai universitas terbaik di Iran terlibat dalam riset pengembangan Saliravira.
Saliravira merupakan obat anti-COVID pertama buatan Iran yang diresmikan pertama kali di Teheran pada 7 Juni 2021 dan termasuk obat alamiah yang mengandung Echinacea purpurea, Glycyrrhiza glabra, Rheum palmatum, Hyssopus officinalis, Rosmarinus officinalis serta gingseng Panax.
Saliravira berpotensi menjadi agen antivirus, mempercepat pengobatan, mengurangi efek COVID-19 serta menambah kekebalan untuk pengobatan penyakit tersebut.
Riset toksisitas pada tikus tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Hasil uji klinis mengindikasikan bahwa beban virus pada pasien di kelompok eksperimen, pada hari ke-8 pengobatan secara signifikan lebih rendah jika dibanding dengan kelompok kontrol.
Sumber: IRNA-OANA
Baca juga: China produksi 60 juta alat tes antigen COVID-19 per hari
Baca juga: Guru besar: Ekstrak pegagan embun bisa digunakan untuk cegah COVID-19
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022