Menurun drastis. Tahun ini juga lebih menurun
Jakarta (ANTARA) - Para pedagang di pasar tradisional Senen mengaku harga cabai, bawang, hingga daging mernagkak naik pada libur Natal ini.
“Ada (kenaikan harga cabai. Paling naik Rp10.000 cabainya. Harganya sebelumnya untuk cabai merah Rp35.000, sekarang hampir Rp50.000 harganya. Kalau yang ijo ini sekarang sudah Rp55.000 sebelumnya Rp25.000,” kata Deni (28) selaku salah seorang penjual cabai saat dijumpai di Pasar Senen, Minggu.
Pedagang lainnya, Mamat, mengatakan harga bawang putih juga naik menjadi Rp30.000 per kilogramnya.
“Harga bawang Rp30.000. Ya macam-macam sih. Variasi ya. Bawang merah Rp30.000, bawang putih Rp27.000 kalau bawang bombai Rp20.000. Nah yang harganya naik itu bawang putih. Sebelumnya bawang putih mah murah. Cuma Rp23.000 ya. Kalau bawang merah masih standar sekarang,” jelas Mamat.
Baca juga: Jokowi sebut harga barang terkendali jelang Natal dan Tahun Baru 2023
Sementara itu, harga daging sapi pun naik sekitar Rp1.000 hingga Rp2.000. Daging yang paling banyak dicari di momen Natal biasanya adalah buntut atau daging sengkel.
“Kalau untuk daging lokal, belum ada kenaikan untuk saat ini. Tapi kalau kayak daging frozen, import, itu dia mulai sedikit naik untuk minggu ini. Kalau daging frozen misal daging belakang, sekarang dari harga Rp98.000 sekarang tembus Rp100.000, naik Rp2.000. Ya naiknya cuma sekitar Rp1.000 sampai Rp2.000 saja sih,” ucap Fadil (30) selaku penjual daging.
“Kalau untuk Natal hari ini, biasanya yang dicari misalnya buntut. Terus daging sengkel juga. Paling itu doang. Biasanya ramainya itu,” sambungnya.
Baca juga: Jokowi sebut harga barang terkendali jelang Natal dan Tahun Baru 2023
Tak hanya daging sapi, daging ayam pun juga mengalami kenaikan harga. Menurut Toni (32) selaku penjual daging ayam, harga ayam sudah mencapai Rp60.000 per kilogramnya.
“Kalau untuk dagingnya (ayam) sendiri bisa sampai Rp60.000 sekilonya. Kalau untuk ayam utuh ini, bisa sampai Rp45.000. Tapi kenaikan ini belum puncaknya sih. Nanti puncaknya di akhir tahun,” papar Toni.
Kendati demikian, para pedagang di Pasar Tradisional Senen mengaku mengalami penurunan omzet di momen Natal tahun ini. Meskipun harganya terbilang lebih rendah dibandingkan tahun lalu, namun pembeli di tahun ini pun semakin berkurang.
“Drop banget. Makin drop malah. Nggak seperti sebelum Covid, mungkin itu naiknya bisa gila-gilaan. Walaupun sekarang naik, malah makin parah pengunjungnya,” ungkap Toni.
Baca juga: Jokowi sebut harga barang terkendali jelang Natal dan Tahun Baru 2023
“Momen kayak gini kan setahun sekali ya. Ini kalau saya bilang harga Rp55.000, sebelum COVID ini bisa Rp60.000, kalau menjelang tahun baru sebelum COVID itu bisa Rp70.000 sampai Rp75.000. Tapi laku. Sekarang meski harganya di bawah itu, nggak terlalu laku,” sambungnya.
Hal serupa pun juga disampaikan pedagang lainnya bernama Mamat. Menurutnya, omzet menuju akhir tahun 2022 ini menurun drastis. Bahkan, lebih menurun dibandingkan dengan tahun 2021 lalu.
“Omzetnya menurun menuju akhir tahun. Menurun drastis. Tahun ini juga lebih menurun kalau dibandingkan tahun lalu,” kata Mamat.
Berdasarkan pantauan lapangan, Pasar Tradisional Senen mulai sepi sejak pukul 13.00 WIB tadi. Para pedagang pun juga nampak banyak tutup dan hanya berdagang setengah hari di momen Natal ini.
Baca juga: Cari produk fesyen harga miring, pengunjung padati Pasar Senen
Baca juga: Mendag sidak pasar tradisional di Ponorogo, pantau harga sembako
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2022