Jakarta (ANTARA News) - Mantan Presiden Soeharto, saat berbicara dengan mantan Menteri Agama Quraish Shihab yang menjenguknya, mengatakan bahwa dirinya masih lemas tapi Hb-nya (hemoglobin atau kadar sel darah merah) sudah lebih baik dari sebelumnya. "Saya sedang sakit. Saya masih lemas," kata Pak Harto sebagaimana dikutip Quraish Shihab saat menjenguk Soeharto di Rumah Sakit Pertamina, Jakarta, Sabtu. Pak Harto, kata Quraish juga mengatakan, "Alhamdulillah Hb-nya sudah lebih baik dari kemarin-kemarin. Sekarang 8,8 (gram/deciliter)." Saat masuk HB Soeharto sebesar 7,4 gram/dl (deciliter), sementara kadar normalnya adalah 11 gram/dl. Jika Hb sudah 11 gram/dl, kata Quraish, maka Pak Harto sudah diperkankan pulang. Sebelumnya anggota tim dokter kepresidenan, dr Djoko Rahardjo, mengatakan bahwa kondisi fisik Pak Harto masih belum stabil meski Hb-nya sudah naik. Menurut dia, kadar Hb orang yang normal adalah 11 gram/dl, sehingga Pak Harto masih memerlukan transfusi darah beberapa kali serta masih membutuhkan alat pacu jantung. Djoko juga mengatakan bahwa karena usianya yang semakin tua maka pendarahan pada usus yang dialami Pak Harto juga cukup serius. Sementara itu Quraish mengatakan bahwa Soeharto bisa diajak berbicara. Mantan orang nomor satu di Indonesia itu juga mengenali Quraish Shihab. Pak Harto, kata Quraish, juga menyampaikan bahwa ia baru saja bertemu dengan mantan PM Malaysia Mahathir Muhammad. Selebihnya Quraish dan Soeharto hanya berbicara mengenai kesehatan. "Tidak banyak yang dibicarakan," kata Quraish. Dalam kunjungannya, kata Quraish, dia mendoakan kesehatan dan kesembuhan Pak Harto dan saat berbicara itu, Presiden kedua RI itu dalam keadaan terbaring. Mengenai kondisi Pak Harto, Quraish mengatakan, relatif cukup baik jika dibandingkan dengan orang yang sakit walau terlihat diinfus dan ditransfusi. Ditanya apakah Pak Harta berbicara lancar, Quraish mengatakan, "Sama seperti orang yang sakit. Pak Harto kan selama ini sudah sering kali terbata-bata tapi kita masih bisa mengerti." Pada saat itu, katanya, keluarga yang menjaga Pak Harto hanyalah Siti Hardijanti Rukmana (Tutut), Siti Hedijati (Titi), dan Siti Hutami Endang Adiningsih (Mamiek).(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006