Dalam data Satgas yang ANTARA terima di Jakarta pada Jumat, penambahan jumlah pasien sembuh terbanyak terdapat di lima provinsi yakni Jawa Barat 1.590 orang, DKI Jakarta 618 orang, Jawa Timur 131 orang, Jawa Tengah 80 orang dan DI Yogyakarta 51 orang.
Selanjutnya, kasus aktif ikut mengalami perbaikan dengan turun sebanyak 1.908 kasus. Sehingga menyisakan 21.207 kasus lagi.
Sayangnya walaupun mulai kembali terkendali, tren kenaikan kasus positif harus terus diwaspadai. Per hari ini saja, kasus positif naik menjadi 6.714.802 kasus setelah bertambah 923 kasus.
Dengan rincian penambahan kasus positif terbanyak ada di DKI Jakarta 280 kasus, Jawa Barat 265 kasus, Jawa Timur 84 kasus, Banten 61 kasus dan Jawa Tengah 56 kasus.
Kemudian jumlah kematian akibat infeksi COVID-19 juga masih terus menunjukkan tren kenaikan. Hari ini totalnya menjadi 160.507 jiwa, bertambah 19 jiwa.
40.497 spesimen hari ini sudah diperiksa di seluruh laboratorium Indonesia dan 2.972 orang dinyatakan sebagai suspek COVID-19.
Walaupun beberapa indikator mulai mengalami perbaikan, Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengemukakan prinsip kewaspadaan terhadap risiko penularan COVID-19 tetap perlu diterapkan menyusul situasi pandemi di dunia belum sepenuhnya terkendali.
"Melihat situasi dunia yang masih belum terkendali, maka prinsip kewaspadaan dan kehati-hatian tetap perlu diterapkan," kata Wiku.
Menurutnya pandemi COVID-19 di Indonesia telah terkendali, ditandai dengan aktivitas masyarakat yang bisa dilakukan seperti sedia kala seperti sebelum pandemi melanda. Jika dilihat penambahan kasus positif mingguan di dalam negeri, kasus aktif dan kematian mingguan semuanya mengalami penurunan setidaknya dalam tiga pekan terakhir.
Namun jika dilihat secara global, terjadi tren positif mingguan di lima negara, yakni Jepang, Korea Selatan, Australia, Jerman dan China.
Kelima negara tersebut hingga sekarang masih mengalami penambahan kasus positif dari rata-rata sekitar 16.000 sampai 142.000 kasus setiap harinya.
Dengan situasi di Indonesia yang relatif terkendali, Wiku mengimbau agar setiap pihak menyikapi kondisi ini dengan prinsip kewaspadaan dalam berkegiatan sehari-hari, khususnya menjelang libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023.
Meski sudah bisa dilakukan seperti saat normal, tapi seminimal mungkin gunakan masker dan rajin mencuci tangan dengan air atau hand sanitizer.
"Terlebih potensi peningkatan kasus lebih tinggi di akhir tahun karena aktivitas masyarakat yang meningkat dan diperlukan kerja sama semua pihak dari pemerintah pusat, daerah, penyedia tempat hiburan dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang aman COVID-19," katanya.
Baca juga: Refleksi 2022, Epidemiolog nilai sistem kesehatan RI butuh perbaikan
Baca juga: Indonesia jangan abai pada China salah terapkan pengetatan COVID-19
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022