Jakarta (ANTARA) - Hasil survei nasional Voxpol Center Research & Consulting terbaru menunjukkan bahwa mayoritas publik yakni sebanyak 59,3 persen menginginkan cukup dua pasang calon presiden dan calon wakil presiden pada Pilpres 2024.
Meski demikian, survei menunjukkan ada 32,2 persen responden menginginkan lebih dari dua pasang calon presiden dan calon wakil presiden pada Pilpres 2024, sedangkan sebanyak 8,5 persen menyatakan tidak tahu/tidak jawab.
"Masih ada 32,2 persen menginginkan calon presiden kita harus lebih dari dua pasang," kata Direktur Eksekutif Voxpol Center Research & Consulting Pangi Syarwi Chaniago di Jakarta, Jumat.
Pangi menyebut mayoritas publik yakni sebanyak 45,8 persen responden yang menjawab ingin ada lebih dari dua pasang calon presiden dan calon wakil presiden pada Pilpres 2024 dilatari alasan rakyat berhak mendapatkan pilihan pemimpin alternatif.
Adapun sebanyak 22,9 persen responden yang menjawab ingin ada lebih dari dua pasang calon presiden dan calon wakil presiden pada Pilpres 2024 dilatari alasan agar tidak terjadi konflik dan perpecahan di tengah masyarakat.
"Kalau dua pasang 'kan bipolar, head to head, maka nanti akan mudah dibenturkan isu yang membloknya, terutama blok ideologis nasionalis dengan religius," ujarnya.
Ia menyebut konflik politik identitas cenderung lebih memungkinkan tumbuh ketika calon presiden hanya ada dua calon, dibandingkan ada tiga hingga empat calon presiden.
Di samping dua alasan di atas, ada 18,8 persen responden yang menjawab ingin ada lebih dari dua pasang calon presiden dan calon wakil presiden pada Pilpres 2024 dilatari alasan karena ingin memberi kesempatan kepada para pemimpin muda
Sedangkan, ujarnya lagi, sebanyak 18,8 persen responden menjawab agar eksploitasi politik identitas tidak terjadi bila ada lebih dari dua pasang calon presiden dan calon wakil presiden pada Pilpres 2024. Adapun 5,1 persen menjawab tidak tahu/tidak jawab.
Hasil survei juga menunjukkan bahwa mayoritas publik yakni sebesar 77,6 persen mengetahui pelaksanaan pemilu serentak pada 2024, namun masih ada 22,4 persen publik yang belum mengetahui adanya gelaran pesta demokrasi tersebut.
"77,6 persen mereka tahu bahwa akan ada pemilu, maka pemilu enggak boleh ditunda karena masyarakat sudah percaya akan ada pemilu," tuturnya.
Survei Voxpol Center Research & Consulting yang dilakukan pada 7 November dilakukan terhadap 1.220 responden menggunakan multistage random sampling. Survei ini memiliki toleransi atau batas kesalahan (margin of error) sekitar 2,81 persen.
Usia responden yang dijadikan sampel adalah 17 tahun ke atas atau sudah menikah. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka secara langsung dengan responden menggunakan kuesioner.
Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2022