Kerja sama pemanfaatan teknologi untuk memperpanjang masa simpan ini dapat meningkatkan cadangan daging, khususnya di Jakarta dan sekitarnya
Jakarta (ANTARA) - Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) mendorong kolaborasi pemanfaatan teknologi dan fasilitas ruang penyimpanan dingin atau cold storage untuk menjaga stabilitas stok dan harga pangan.
Kepala NFA Arief Prasetyo Adi di Jakarta, Jumat, mengatakan kolaborasi pemanfaatan cold storage dapat meningkatkan kapasitas penyimpanan daging sehingga menjaga pasokan.
"Kerja sama pemanfaatan teknologi untuk memperpanjang masa simpan ini dapat meningkatkan cadangan daging, khususnya di Jakarta dan sekitarnya. Hal ini sangat penting mengingat Jakarta merupakan barometer pengendalian harga nasional. Apabila pangan di Jakarta aman, maka secara nasional juga terjaga," ujarnya.
Untuk itu, pihaknya mengapresiasi langkah PD Dharma Jaya dan PT JIEP atas inisiasi kerja sama pemanfaatan cold storage ini. Menurutnya, hal ini merupakan satu langkah strategis dalam memastikan ketersediaan daging di Jakarta dan sekitarnya.
Ia mendukung model kerja sama ini dapat dilakukan pelaku usaha lainnya, baik antara BUMN dengan BUMN, maupun antara BUMN atau BUMN dengan swasta.
"Urgensinya adalah meningkatkan kapasitas penyimpanan sehingga daging bisa disimpan dalam waktu yang lebih lama dengan kualitas yang tetap baik. Diharapkan kolaboratif semacam ini dapat direplikasi oleh BUMD dan BUMN di seluruh Indonesia," kata dia.
Menurut Arief, sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pangan khususnya penyediaan daging, PD Dharma Jaya memiliki peran yang sangat strategis dalam menyediakan akses sumber protein hewani bagi masyarakat.
BUMD milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta ini merupakan ujung tombak penyediaan daging bagi kurang lebih 1,1 juta masyarakat peserta program Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus yang dijalankan Pemprov DKI Jakarta. Dalam sebulan untuk pemenuhan KJP kurang lebih Dharma Jaya menyediakan 1.000 ton daging.
Saat ini, Dharma Jaya memiliki 16 cold storage dengan kapasitas masing-masing antara 25 hingga 30 ton, dan sedang menyiapkan tiga cold storage baru dengan total kapasitas 90 ton, ditargetkan fasilitas ini bisa digunakan awal 2023.
"Dharma Jaya ini merupakan andalan di DKI Jakarta, untuk itu peningkatan kapasitas cold storage untuk meningkatkan stok daging beku sangat dibutuhkan agar manajemen stok kebutuhan protein hewani ibu kota lebih terjaga," ucapnya.
Kerja sama pemanfaatan dan pengembangan teknologi pangan ini juga merupakan salah satu fokus Badan Pangan Nasional.
Menurutnya, upaya stabilisasi stok dan harga pangan dapat berjalan efektif apabila dilakukan dengan memperkuat teknologi, terutama teknologi untuk memperpanjang masa simpan pangan yang mudah rusak.
"Memiliki teknologi penyimpanan untuk memperpanjang masa simpan produk itu adalah hal yang mendasar dan jadi keharusan. Saat ini, NFA telah menyalurkan sebanyak 18 sarana pangan, seperti reefer container, cold storage, air blast freezer dan heat pump drier. Fasilitas tersebut ditempatkan di sentra produksi yang tersebar di delapan provinsi," kata dia.
Sarana tersebut dialokasikan untuk dikelola P=pemda, BUMN, BUMD, serta koperasi yang ada di sentra-sentra produksi pangan. Dengan adanya fasilitas untuk memperpanjang masa simpan tersebut diharapkan daerah dapat menyimpan stok komoditas pangan saat musim panen, sehingga tidak akan terjadi kelangkaan saat panen usai.
Menurut Arief, dukungan NFA terhadap pengembangan teknologi di sektor pangan ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo yang mengatakan agar produksi pangan dalam negeri dapat terus ditingkatkan sebagai antisipasi menghadapi potensi krisis pangan global.
Baca juga: Badan Pangan pastikan stok daging sapi aman jelang Natal-Tahun Baru
Baca juga: Kepala NFA-Direksi Bulog pantau kedatangan daging impor di Priok
Baca juga: Bapanas dorong BUMN percepat masuknya cadangan daging stok nasional
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022