Tokyo (ANTARA News) - Federasi Bulutangkis Internasional (IBF) memutuskan untuk mempertahankan sistem skor baru, reli poin 3x21 setelah disetujui oleh seluruh anggota dalam pertemuan tahunan IBF (IBF Annual General Meeting) yang dilaksanakan di Tokyo, Jepang, Sabtu.
"Jadi, tak ada yang dipersoalkan. Untuk turnamen atau pun event berikutnya, sistem reli poin itu akan tetap dipakai. Jadi mulai sekarang sistem skor baru reli poin resmi digunakan," kata Presiden IBF Kang Young Joong, saat memberi keterangan pers di Tokyo Metropolitan Gymnasium, seusai upacara penyerangan piala dan medali kepada juara dalam turnamen Piala Uber.
Sementara itu, Deputy Presiden IBF, Datuk Punch Gunalan mengatakan bahwa sistem reli poin itu mempunyai banyak keuntungan, di antaranya waktu jalannya pertandingan lebih dapat diprediksi.
"Stasiun televisi menyukai sistem ini karena pertandingan tak harus berlangsung lama. Dua puluh menit atau paling lama 45 menit tapi bisa juga 30 menit semuanya sudah selesai," tambah Punch Gunalan, Deputi Presiden IBF.
Selain itu, Punch juga mengatakan tim dari negara-negara yang tidak terlalu kuat bulutangkisnya lebih menyukai sistem skor ini karena skor
love game (pertandingan yang berakhir dengan salah satu pemain mendapat poin 0) tak terjadi.
"Anda lihat di Piala Thomas ini, negara yang menghadapi tim Cina pemainnya masih bisa mencetak poin, meski akhirnya kalah. Coba kalau hasilnya 15-0, 15-0 mereka akan marah," katanya.
Hal lain yang ditekannya oleh Punch Gunalan adalah kebugaran pemain ikut terjaga. Selama di Jepang, ungkap Punch, hanya pemain Malaysia Wong Choong Hann yang mengalami cedera di lapangan.
"Itu semua berkat sistem baru ini," tambahnya.
Sebelumnya, bulutangkis yang menggunakan sistem skor 3x11 untuk tunggal putri dan 3x15 untuk tunggal putra itu, sempat berubah ketika dilaksanakan putaran final Piala Thomas dan Uber di Guangzhou Cina, yang menggunakan sistem skor 5x7, tetapi akhirya sistem tersebut dikembalikan ke sistem semula 3x11 dan 3x15.
Sistem skor reli poin pertama kali diujicoba dalam Invitasi kejuaraan Dunia di Cina akhir tahun lalu, namun resmi digunakan dalam turnamen IBF pada Februari 2006.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006