Itu mulai merusak momentum, karena kekhawatiran tentang The Fed akan kembali memangkas pasar lagi
New York (ANTARA) - Minyak turun sekitar satu dolar AS per barel pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena pengetatan stok minyak mentah AS akibat badai musim dingin tidak sebanding dengan kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga Federal Reserve dan meningkatnya kasus COVID-19 di China akan mengurangi permintaan.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Februari merosot 1,22 dolar AS atau 1,5 persen, menjadi menetap di 80,98 dolar AS per barel. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Februari tergelincir 80 sen atau 1,0 persen, menjadi ditutup di 77,49 dolar AS per barel.

Kedua harga acuan telah naik sekitar satu dolar AS per barel di awal sesi.

Minyak menyerahkan kenaikan hariannya setelah rilis data ekonomi AS menunjukkan jumlah orang yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran meningkat lebih rendah dari yang diperkirakan pekan lalu, dan ekonomi pulih lebih cepat dari perkiraan sebelumnya pada kuartal ketiga.

Data yang cerah meningkatkan kekhawatiran bahwa Fed lebih cenderung mengintensifkan kenaikan suku bunga dalam sebuah langkah yang dapat memperlambat ekonomi dan menghambat konsumsi bahan bakar.

"Itu mulai merusak momentum, karena kekhawatiran tentang The Fed akan kembali memangkas pasar lagi," kata Phil Flynn, analis Price Futures Group di Chicago.

Pada saat yang sama, maskapai penerbangan membatalkan hampir 2.000 penerbangan AS yang dijadwalkan pada Kamis (22/12) dan Jumat, mengganggu ribuan perjalanan liburan dan mengirimkan sinyal bearish untuk permintaan bahan bakar perjalanan.

Juga membatasi harga adalah kenaikan dolar AS dan penurunan ekuitas, kata Jim Ritterbusch dari Ritterbusch and Associates, bersama dengan kekhawatiran permintaan yang berasal dari lonjakan kasus COVID-19 China.

China mungkin berjuang untuk mempertahankan jumlah infeksi COVID-19 yang akurat karena mengalami lonjakan besar dalam kasus, kata seorang pejabat senior Organisasi Kesehatan Dunia pada Rabu (21/12), di tengah kekhawatiran tentang kurangnya data dari negara tersebut.

Sebuah rumah sakit Shanghai mengatakan kepada stafnya untuk mempersiapkan "pertempuran tragis" dengan COVID-19 karena diperkirakan setengah dari 25 juta orang kota itu akan terinfeksi pada akhir minggu depan, karena virus menyebar ke seluruh China sebagian besar tidak terkendali.

Kedua kontrak acuan minyak melonjak pada Rabu (21/12) setelah data pemerintah menunjukkan persediaan minyak mentah AS turun jauh lebih banyak dari yang diperkirakan para analis, membukukan penurunan 5,89 juta barel untuk pekan yang berakhir 16 Desember.

Stok sulingan, yang meliputi minyak pemanas dan bahan bakar jet, juga turun, bertentangan dengan ekspektasi untuk peningkatan, dalam apa yang disebut analis PVM, Stephen Brennock, sebagai "laporan stok yang sangat mendukung harga dari EIA (Badan Informasi Energi AS)."

Stok turun karena permintaan untuk minyak pemanas akan melonjak menyusul badai musim dingin yang kuat, dengan angin dingin di bawah nol diperkirakan sampai ke selatan Texas dan perkiraan terendah yang memecahkan rekor untuk Florida.

Baca juga: Minyak naik karena ketatnya stok AS saat ledakan musim dingin melanda

Baca juga: Minyak berubah tipis, penarikan stok AS imbangi khawatir COVID China


 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022