“Alhamdulillah pagi ini saya tidak menyangka bisa dipertemukan dengan para tokoh adat melayu di Bangka Belitung. Pada prinsipnya tokoh adat akan mendukung agar PPP besar kembali di Babel maupun secara nasional,” tutur Muhamad Mardiono dalam keteranga
Jakarta (ANTARA) - Plt Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhamad Mardiono mendapat dukungan dari para tokoh lembaga adat melayu di Bangka Belitung untuk membesarkan kembali partai berlambang Kabah ini.
“Alhamdulillah pagi ini saya tidak menyangka bisa dipertemukan dengan para tokoh adat melayu di Bangka Belitung. Pada prinsipnya tokoh adat akan mendukung agar PPP besar kembali di Babel maupun secara nasional,” tutur Muhamad Mardiono dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.
Muhamad Mardiono mengaku mendapat berbagai pesan dan nasihat dari para tokoh lembaga adat Melayu soal kebangsaan, agama, kenegaraan, hingga perekonomian. Menurut dia, hal tersebut akan dijadikan referensi membangun bangsa ke depan.
“Saya mendapat pesan luar biasa dari para tokoh adat yang mengandung makna besar. Ini akan menjadi referensi membangun bangsa sesuai dengan kearifan lokal,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Lembaga Adat Melayu atau LAM Bangka Belitung Prof Bustami Rahman mengaku lembaga melayu tidak bisa dilepaskan dari PPP yang berlandaskan keislaman.
“Saya kira bagaimana pun yang namanya lembaga melayu itu berkelindan dengan Islam. Karena itu, dulu PPP adalah satu-satunya partai yang mewakili Islam. Kalau bisa semuanya kembali ke PPP itu bagus,” kata Prof Bustami Rahman.
Di tempat yang sama, Panglima LAM Bangka Belitung Johan Murod Babelionia berharap agar di lain waktu, para tokoh lembaga adat melayu bisa kembali berdialog dan diskusi bersama.
“Yang jelas PPP sangat beruntung mendapat Ketua Umum Bapak Muhamad Mardiono, pemimpin yang punya visioner untuk seluruh rakyat Indonesia. Kami harap acara-acara nasional PPP bisa dilaksanakan di Pulau Bangka, sehingga kita bisa lebih mendapat pencerahan dari beliau,” kata Johan Murod.
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2022