Jakarta (ANTARA) - Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) menggelar seleksi nasional Taekwondo Indonesia sebagai persiapan menuju SEA Games Kamboja yang akan berlangsung pada 5-17 Mei 2023.
Seleknas Taekwondo Indonesia, yang digelar mulai 18 Desember 2022 di GOR UNJ Jakarta, mencapai puncaknya pada Grand Final, Kamis, dengan para peserta yang lolos masing-masing tahapan berhadapan dengan atlet pelatnas.
Ketua Umum PBTI Thamrin Marzuki mengatakan bahwa seleknas tersebut sebagai upaya menjaring potensi Taekwondo Indonesia sekaligus mencari yang terbaik untuk mengikuti pelatnas SEA Games 2023.
"Rangkaian seleksi yang dilaksanakan Binpres PBTI ini cukup baik, cukup bagus, kemudian atlet yang tampil saat ini saya lihat memang semangat untuk meraih prestasi. Dia tunjukkan maksimal kemampuannya dia, jadi kita tahu, bisa kita ukur, mana yang punya talenta-talenta bisa kita ukur di sini," ujar Thamrin di sela Seleknas, Kamis.
Baca juga: PBTI: Kejurnas Taekwondo 2022 upaya tingkatkan kualitas pembinaan
Peserta seleknas Taekwondo berjumlah 83 atlet dari 22 Pengurus Provinsi (Pengprov). Mereka adalah para juara dari Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Taekwondo Indonesia yang digelar pekan lalu, Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS) Padang bulan lalu, Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) daerah, dan Kejuaraan Wilayah (Kejurwil).
Jumlah peserta kemudian mengerucut menjadi 24 atlet dari 12 provinsi untuk mengikuti Grand Final. Hari pertama Seleknas diisi dengan tes fisik per kategori untuk 12 kelas. Kemudian, hari kedua para atlet menjalani tes fighting atau bertarung untuk melihat teknis dan visi bermain, yang dilanjutkan dengan latihan teknik pada hari ketiga.
Thamrin mengatakan evaluasi terhadap SEA Games Vietnam menunjukkan bahwa kelemahan timnas taekwondo Indonesia ada pada kemampuan fisik dan strategi.
Baca juga: PBTI pantau potensi atlet cadet dalam Kejurnas Taekwondo 2022
"Fisik Alhamdulillah sekarang atlet kita sudah 90 persen dari target yang kita tentukan. Kemudian pelatih kita evaluasi, kita ganti pelatihnya ini upaya-upaya kita," kata Thamrin.
Penerapan strategi menjadi penting menyusul aturan baru yang diterapkan di pertandingan. Sebelumnya, atlet yang bertanding menjalani tiga ronde dan nilai akan diakumulasikan pada akhir ronde, sementara aturan saat ini mengharuskan atlet memenangi tiap ronde dengan sistem best of three.
"Akhirnya di tiap round itu dia harus all out di situ. Untuk bisa all out fisiknya harus bagus, ini kita siapkan untuk ke SEA Games. Kita harapkan memang dari audisi ini atau dari seleksi nasional ini kita dapatkan talenta atlet yang memang bagus," ujar Thamrin.
Baca juga: PBTI: Haornas 2022 mementum lahirkan taekwondoin potensial lewat DBON
Bagi mereka yang tidak lolos seleknas akan mendapat evaluasi dari bidang pembinaan prestasi (Binpres) PBTI bersama Pengprov untuk meningkatkan kemampuan, sehingga dapat memicu mereka untuk lebih baik lagi pada Kejurnas atau Seleknas mendatang.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Seleknas Taekwondo Indonesia Fahmi Farezi, yang juga merupakan Ketua Binpres PBTI, melihat potensi atlet dalam seleknas.
"Saya senang banget, yang datang ini pilihan, dan umurnya muda-muda, posturnya bagus-bagus, jadi ke depan taekwondo Indonesia akan bagus. Terus, untuk yang tidak terpilih sekarang pun umurnya masih sangat muda, jadi mereka akan punya peluang banyak ke depan, jadi regenerasi akan bagus," ujar Fahmi.
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2022