Perempuan juga yang menjaga transmisi pengetahuan dari generasi ke generasi
Jakarta (ANTARA) - Ketika berbicara tentang emansipasi perempuan, yang terlintas di benak banyak orang adalah sosok Raden Ajeng Kartini.
Padahal sejak dahulu kala, ada banyak sosok perempuan yang mendedikasikan diri dengan menjadi pemimpin atau berkarya untuk masyarakat dengan caranya masing-masing. Mereka menjadi contoh bahwa perempuan bisa setara dengan laki-laki di berbagai bidang.
Lewat pameran bertajuk "The Truth Inside You: Alunan Kisah tentang Perempuan", kurator Yustina Dwi Stefanie dan Fifia Wardhani mencoba mengajak masyarakat untuk lebih menyelami dinamika kehidupan perempuan dan peranan mereka.
Cantik, lembut, dan rumit. Demikianlah sang kurator mendeskripsikan perempuan melalui pameran yang digelar di Museum Nasional, Jakarta, pada tanggal 15 Desember 2022 hingga 15 Januari 2023.
Perempuan tidak melulu berkarakter lemah. Dia juga punya karakter kuat dan keras di dalam dirinya.
Setiap perempuan memiliki perjalanan hidupnya sendiri yang kemudian masing-masing dari perjalanan tersebut 'melahirkan' kisah beragam.
Peran yang diambil dalam perjalanan hidup seorang perempuan dijalani dengan konsisten dan sepenuh hati serta mendayagunakan potensi yang dimiliki.
Yustina Dwi Stefanie menyebut satu hal yang pasti, perempuan tidak lupa sekitarnya. Mereka menciptakan harmonisasi dalam kepedulian, empati, dan berbelas kasih terhadap sesama dan alam.
Sementara menurut Fifia Wardhani, kecantikan perempuan tidak didefinisikan sebagai paras yang rupawan, tetapi mereka yang berkarakter dan memiliki kualitas pribadi yang rajin, pekerja keras, dan terampil membuat sesuatu, seperti membuat noken bagi perempuan Papua dan menenun pada perempuan Sasak.
Fifia juga menampilkan cinta orang tua kepada anak mereka lewat lukisan, patung, kendi, dan sarung.
Sosok kepemimpinan perempuan diperlihatkan lewat Arca Parwati. Arca ini merupakan perwujudan Ratu Tribhuwanotunggadewi yang membawa Kerajaan Majapahit menuju kejayaan. Tribhuwanotunggadewi dikenal dengan ketegasan dan kebijaksanaannya.
Perempuan yang aktif di politik juga tercatat terjadi pada masa silam. Prasasti Jurungan dari tahun 876 Masehi mencatat kepala desa dijabat perempuan bernama Srana.
Tidak hanya itu, prasasti itu juga menyebut petugas irigasi dijabat oleh perempuan.
Pameran ini juga menampilkan kain batik karya R.A. Kartini, pahlawan emansipasi perempuan terutama di bidang pendidikan.
Cerita keluarga yang harmonis dihadirkan lewat arca Siwa - Parwati, yang keduanya dijadikan simbol keluarga idaman dan kesetaraan gender.
Arca Men Brayut - Pan Brayut menghadirkan harmonisasi dalam dinamika keluarga, membimbing, merawat, dan membesarkan anak secara bersama-sama. Keluarga Brayut adalah cerita rakyat di Bali yang memiliki anak sampai 18 orang.
Mengingat warisan budaya
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati atau karib disapa Bintang Puspayoga mengatakan perempuan Indonesia telah menorehkan sejarah dari masa ke masa dengan perannya di berbagai macam aspek kehidupan.
Sejarah tersebut tidak hanya dapat didengar, namun dapat dipandang melalui peninggalan benda sejarah dan karya seni sarat akan kisah yang telah dikurasikan menyambut Peringatan Hari Ibu (PHI) Ke-94 dalam Pameran Perempuan.
"Pameran Perempuan ini diselenggarakan pada momen yang sangat tepat, di mana kita perempuan Indonesia bersama-sama mengenang kembali dan menghargai pergerakan perempuan Indonesia dalam menyuarakan hak-haknya guna mewujudkan kesetaraan, persamaan hak, dan kedudukan yang setara, yakni Hari Ibu," kata Bintang Puspayoga.
Bintang Puspayoga berharap Hari Ibu menjadi momentum bagi seluruh elemen bangsa untuk menghargai warisan budaya leluhur yang tak lepas dari keringat, tenaga, dan pemikiran para perempuan di masa lampau.
"Menjadi sebuah tantangan bagi bangsa ini untuk tidak melupakan sejarah serta warisan budaya di tengah gempuran kemajuan peradaban dunia," kata dia.
Peringatan Hari Ibu juga merupakan refleksi untuk mengenang jasa para pahlawan perempuan melawan penjajahan serta untuk meneruskan semangat perjuangan para pendahulu untuk mencapai kesetaraan yang dicita-citakan.
Perempuan penjaga pengetahuan
Sementara Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Hilmar Farid menekankan bahwa perempuan memiliki peranan kunci sebagai penjaga pengetahuan yang sudah dimiliki secara turun-temurun.
"Perempuan ini juga adalah yang menjaga transmisi pengetahuan dari generasi ke generasi," kata Hilmar Farid.
Namun demikian, dalam keseharian, masih banyak terjadi masalah diskriminasi, ketimpangan, dan perlakuan yang tidak adil terhadap perempuan.
Oleh karena itu, pihaknya meminta lembaga pendidikan untuk menanamkan kepercayaan diri terhadap anak-anak didik sejak dini.
"Di sekolah, di lembaga pendidikan jadi untuk anak-anak memiliki self-esteem, penghargaan atau penghormatan terhadap diri sendiri, itu sangat penting," katanya.
Selain itu pihaknya juga meminta agar isu tentang kesetaraan gender tidak dianggap sebagai budaya asing karena sejarah mencatat perempuan-perempuan Indonesia sudah setara dengan laki-laki.
Peringatan Hari Ibu sebaiknya tidak hanya diperingati sebagai ajang penghargaan kepada orang tua, namun lebih besar lagi, yaitu sebagai pengingat kepada semua perempuan di Indonesia untuk memperjuangkan kesetaraan gender.
Perempuan adalah intan permata yang berharga bagi nusa dan bangsa.
Masih banyak 'intan' dan 'permata' yang belum bisa memaksimalkan potensinya karena terkendala ketimpangan-ketimpangan yang dihadapinya. Ini menjadi pekerjaan rumah semua pihak agar perempuan dapat setara dengan laki-laki untuk mewujudkan Indonesia maju, adil, dan sejahtera.
Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2022