Kathmandu (ANTARA) - Mahkamah Agung Nepal pada Rabu memerintahkan pembebasan, karena usianya, Charles Sobhraj, warga negara Prancis yang dikenal sebagai "ular" yang menurut polisi bertanggung jawab atas serangkaian pembunuhan pada 1970-an dan 1980-an.

Sobhraj, 78, dituduh membunuh lebih dari 20 pelancong muda Barat "backpacker" di seluruh Asia, biasanya dengan memasukkan bius ke makanan atau minuman mereka. Dia telah menyelesaikan 19 tahun dari hukuman 20 tahunnya.

Dikenal sebagai "pembunuh bikini", Thailand mengeluarkan surat perintah penangkapannya pada pertengahan 1970-an atas tuduhan membius dan membunuh enam wanita, semuanya mengenakan bikini, di sebuah pantai di Pattaya.

Dia juga disebut "ular" karena kemampuannya untuk menyamar setelah melarikan diri dari penjara di India pada pertengahan 1980-an, saat dia menjalani hukuman 21 tahun atas tuduhan pembunuhan.

Dia kemudian ditangkap dan dipenjara di sana sampai tahun 1997.

Tahun lalu, BBC dan Netflix bersama-sama memproduksi serial TV yang mendramatisir kejahatannya berjudul "The Serpent".

Sobhraj kembali ke Prancis setelah dibebaskan dari India dan pada 2003 ditangkap dari sebuah kasino di ibu kota Nepal, Kathmandu, dan kemudian didakwa di sana karena membunuh pelancong "backpacker" Amerika Connie Jo Bronzich. Dia ditahan di penjara dengan penjagaan ketat di Kathmandu sejak 2003.

Pada Rabu, hakim Mahkamah Agung Sapana Pradhan Malla dan Til Prasad Shrestha memerintahkan agar Sobhraj dibebaskan dan dideportasi dari Nepal, setelah 19 tahun dipenjara.

"Pengadilan telah memerintahkan bahwa jika tidak ada alasan lain untuk menahannya di penjara, dia harus dibebaskan dan dikirim kembali ke negaranya dalam waktu 15 hari," kata juru bicara Mahkamah Agung Bimal Paudel.

Sumber: Reuters
Baca juga: Kemeriahan festival Hadigaun tandai akhir festival Dashain di Nepal
Baca juga: Potret perayaan Festival Indra Jatra di Kathmandu
Baca juga: Festival tradisional Lalitpur Nepal tunjukkan warga jaga tradisi lama

Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022