Hilirisasi harus makin kuat, misalnya kelapa kita tidak hanya dijual kopra tetapi juga sudah harus dijadikan santan dan berbagai turunan lainJakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menargetkan ekspor produk perkebunan meningkat hingga Rp100 triliun pada 2023 dengan perkebunan Indonesia yang sudah masuk level modern dan pengolahan hilirisasi dan industri yang semakin berkembang.
"Di sini, kita bukan hanya bicara tentang expo. Tapi, juga ada market baik nasional maupun internasional. Dan, kita berharap memang dari apa yang ada targetnya bisa sampai Rp100 triliun untuk ekspor dan lain-lain," kata Menteri Syahrul saat menghadiri Perkebunan Indonesia Expo (Bunex 2022) di Jakarta, Rabu.
SYL mengatakan Kementerian Pertanian sudah memiliki dua program kerja yang fokus pada pengembangan produk perkebunan Indonesia. Pertama adalah memperkuat hilirisasi, dan kedua memperkuat peranan industri baik skala kecil maupun besar.
"Hilirisasi harus makin kuat, misalnya kelapa kita tidak hanya dijual kopra tetapi juga sudah harus dijadikan santan dan berbagai turunan lain terhadap kelapa itu. Kedua, kita berharap besok itu kita lebih banyak masuk pada bioindustri. Jadi, hasil-hasil perkebunan bisa menjadi bahan bakar minyak yang dibutuhkan dunia. Saya kira ini juga yang bisa meningkatkan pendapatan masyarakat," katanya.
Meski demikian, SYL mengatakan Bunex 2022 harus menjadi refleksi bersama dalam mengukur seberapa jauh produktivitas yang telah dicapai. Langkah ini penting dilakukan mengingat potensi perkebunan Indonesia ke depan sangatlah besar, terutama dalam memperkuat posisi Indonesia menghadapi ancaman krisis dunia.
"Apa yang telah kita capai ini betul-betul sangat menggembirakan karena mereka (insan pekebun) mau menunjukkan apa-apa yang telah mereka lakukan. Tidak hanya itu, saya juga melihat ada investasi yang mereka perlihatkan. Jadi dalam data yang ada, perkebunan kita sangat meningkat luar biasa," katanya.
Ke depan, SYL berharap ada lebih banyak industri rakyat dalam mengolah sawit yang mereka tanam sendiri untuk menjadi produk olahan seperti minyak goreng dalam memenuhi kebutuhan sendiri.
"Minimal dia bisa pakai goreng sendiri dan kalau minyak goreng merah tentu saja bisa untuk vitamin dan lain-lainnya kalau diolah lagi minyak goreng biasa dengan baik," katanya.
Baca juga: Mentan minta produk perkebunan Indonesia kuasai pasar ekspor di 2022
Baca juga: Menperin: Potensi komoditas perkebunan masih tinggi
Baca juga: Menko Airlangga sebut hilirisasi komoditas perkebunan picu daya saing
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022