Jakarta (ANTARA) - Dikenal sebagai restoran ramen dengan harga murah, RamenYA! membuka cabang lagi yang berlokasi di Senayan Park (Spark), Jakarta.
Ini merupakan cabang ke-61 dan RamenYa menargetkan diri menjadi restoran ramen terbanyak di Indonesia tanpa waralaba atau franchise.
Baca juga: Restoran ini jual ramen dengan es krim di atasnya
"Kita memang pengin buka lagi di Jakarta karena biasanya kita buka di luar Jakarta. Pemilihan Senayan Park karena lokasinya yang strategis, tempat bermain anak juga," ujar Irma Amalia selaku Marketing Komunikasi RamenYA! saat berbincang di Jakarta, Rabu.
Irma mengatakan di akhir tahun ini juga akan hadir cabang RamenYA! di kota Medan dan Jakarta Utara.
RamenYA! mengusung konsep ramen Jepang halal dengan harga terjangkau. Kehalalan RamenYA! dibuktikan dengan terdaftarnya di LPPOM MUI sebagai kedai ramen yang sudah bersertifikasi Halal.
"Sebelumnya kita cuma kasih tulisan 'No Lard, No Pork' tapi sekarang kita sudah punya sertifikasinya. Kita juga buka di lokasi yang banyak mayoritas muslimnya, dulu ramai sekarang tambah ramai lagi setelah ada label Halalnya," kata Irma.
RamenYa! memiliki beragam rasa kuah dan tiga pilihan topping yakni ayam, daging dan udang. Namun yang paling menjadi favorit adalah Legendary Chicken Ramen dengan kuah kaldu asli yang gurih.
Tak hanya itu, RamenYA! juga menyediakan ramen kering atau dry ramen dan juga beragam pilihan menu nasi atau donburi.
Terdapat dua pilihan mie yakni keriting dan lurus, yang dapat dipilih sendiri oleh pengunjung. Selain itu ciri khas RamenYA! adalah dengan menambah cita rasa Indonesia melalui tambahan sambal bawang bagi para pecinta pedas.
Ada juga pilihan gorengan untuk menemani makan ramen seperti gyoza, ebi tempura, nori gyoza skin, crispy union rings, cheese croquette dan lainnya.
Seluruh pilihan menu RamenYA! dimulai dari harga Rp8 ribu hingga Rp45 ribu.
Baca juga: Dua rasa Hoka Ramen hadir jadi menu baru di HokBen
Baca juga: Mau kenyang dan kulit bercahaya? Coba ramen kolagen
Baca juga: Mi instan paling banyak diproduksi selama pandemi di Korsel
Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022