Jakarta (ANTARA) - Sebuah pameran busana yang akan dibuka di Tokyo, Jepang, pada pekan ini menghadirkan karya Christian Dior yang menampilkan daya tarik desainer asal Prancis itu terhadap Jepang serta bagaimana pengaruh negara tersebut pada karya-karyanya.

Baca juga: Dior x Technogym akan buka toko pop-up alat olahraga

Pameran bertajuk "Christian Dior: Designer of Dreams" itu sebelumnya telah diselenggarakan di kota Paris, Prancis; London, Inggris; serta New York, Amerika Serikat. Kini pameran busana hadir di Jepang yang mulai dibuka pada Rabu (21/12) waktu setempat.

Mengutip laporan AFP, Selasa, pameran tersebut menampilkan sebanyak 350 gaun haute couture, termasuk gaun yang terinspirasi dari Jepang dan dimaksudkan untuk menghormati budaya Jepang.

Ruang pamer dirancang oleh arsitek Shohei Shigematsu. Dia merancang ruangan yang ditutupi dengan fasad tiga dimensi bergelombang, terbuat dari kertas washi tembus pandang yang ditempelkan di atas bingkai kayu.

"Saat Dior membuat rok, ada struktur dan kain diletakkan di atasnya. Saya diminta untuk membuat struktur tradisional Jepang, jadi saya berpikir tentang shoji, misalnya, yang memiliki struktur kayu dan dilapisi kertas," kata Shigematsu kepada AFP.

Setiap bagian di ruang pamer menampilkan desain interior berbeda yang dimaksudkan untuk menunjukkan berbagai sisi dari budaya Jepang. Menurut Shigematsu, ada pula bagian ruang pamer yang yang terinspirasi dari ruang tatami dengan penataan rapi dan dipisahkan oleh pintu geser.

"Kami menampilkan desain yang berbeda seperti taman Jepang dan kimono mencolok. Saya ingin menunjukkan sisi Jepang yang orang tidak tahu," imbuh dia.

Jenama Dior pertama kali mempresentasikan peragaan busana di Jepang pada tahun 1953. Sang desainer sekaligus pendiri jenama mewah itu dikenal memiliki daya tarik tersendiri dengan Jepang.

"Dior sangat menghormati budaya tradisional Jepang dan dia menulis tentang itu dalam memoarnya. Saya pikir ada daya tarik timbal balik antara Prancis dan Jepang," kata kurator Florence Muller kepada AFP.

Mulai tahun 1950-an, Dior juga berkolaborasi dengan perusahaan Jepang serta memberi mereka hak untuk mengadaptasi dan mereproduksi gaya Dior yang disesuaikan dengan selera Jepang.

Sebagai tanda popularitas merek tersebut, mantan permaisuri Jepang Michiko memilih gaun Dior yang terbuat dari bahan tekstil Jepang ketika dia menikah dengan Pangeran Akihito pada tahun 1959.

Pameran "Christian Dior: Designer of Dreams" di Jepang akan berlangsung hingga 28 Mei 2023. Pameran juga mencakup arsip serta karya direktur kreatif di Dior, dan menampilkan beberapa karya yang terinspirasi Jepang seperti mantel rancangan John Galliano dan jubah rancangan Raf Simons.

Tak hanya itu, gaun jaket berbahan ketat dari Dior yang diberi nama "Rashomon" juga dipajang dalam pameran tersebut. Sebagai informasi, "Rashomon" merupakan judul novel dan film Jepang yang digarap oleh sutradara legendaris Akira Kurosawa.

"Pameran ini menunjukkan rasa saling menghormati antara Jepang dan Prancis dalam pendekatan mereka terhadap kriya, mode, desain, dan seni," kata Shigematsu.


Baca juga: Dior membawa tema "baroque" di Pekan Mode Paris

Baca juga: TXT akan berkolaborasi bersama Iann Dior dalam lagu "Valley of Lies"

Baca juga: Jisoo BLACKPINK jadi ikon DIOR hingga Anisa Rahma hamil anak kembar

Penerjemah: Rizka Khaerunnisa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022