Jakarta (ANTARA) - Film "Uti Deng Keke" yang berlatar belakang kisah di Gorontalo dinilai layak untuk ditayangkan di bioskup nasional meskipun hasil produksi awak film daerah.
Ketua Forum Wartawan Hiburan (Forwan) Sutrisno Buyil menyatakan film yang disutradarai oleh Linur dan dibintangi Mongol, Roy Marten, Gery Iskak dan beberapa aktor lokal asal Gorontalo tersebut secara kualitas tak bisa disebut rendah.
"Dengan banyaknya dukungan dari berbagai kalangan, bukti kalau film 'Uti Deng Keke', layak tayang di bioskop di kota besar dan disaksikan penikmat film bukan hanya di Manado dan Gorontalo tapi juga di seluruh Indonesia," ujarnya.
Film ini mengisahkan tentang persahabatan yang dijalani oleh empat remaja yang dari kecil sudah bertekad untuk meraih cita-cita yang telah mereka ikrarkan di sebuah puncak bukit kecil.
Film "Uti Deng Keke" banyak menampilkan keindahan alam di wilayah Provinsi Gorontalo, serta banyak melibatkan artis lokal, lanjutnya, sehingga sangat bagus sebagai sarana promosi sekaligus menunjukkan bahwa Provinsi Gorontalo memiliki banyak potensi.
Sebelumnya Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Sulawesi Utara Rita Tamuntuan mengajak generasi muda setempat untuk menyaksikan film yang diproduseri Haryanto Ko tersebut agar anak-anak dan generasi muda dapat memaknai kehidupan toleransi beragama.
"Mengenal dan mencintai budaya daerah menjadi keharusan buat generasi muda di Sulawesi Utara, khususnya Minahasa dan Gorontalo," katanya.
Menurut dia, Film "Uti Deng Keke" sangat mengedukasi bagaimana memperlihatkan toleransi dan persahabatan, selain itu kaya akan nilai-nilai adat, serta persatuan dan kesatuan bangsa.
"Saya lihat anak-anak tadi sangat antusias menyaksikan film 'Uti Deng Keke' ini membuktikan kalau ceritanya bagus,” ujar istri Gubernur Sulut itu.
Baca juga: Siasati mata kering akibat pakai masker hingga WINNER siapkan konser
Baca juga: Wanita dan kekuatan hidupkan cerita lewat sinema
Baca juga: Moeldoko: Indonesia perlu film beri edukasi bukan cuma jual fantasi
Pewarta: Subagyo
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022