Kita perhatikan siklusnya mungkin menuju akhir tahun sentimen akan membaik dengan berbagai faktor ekonomi global, seperti inflasi dan suku bunga acuan yang terkendaliJakarta (ANTARA) - Head of Macroeconomic & Financial Research Bank Mandiri Dian Ayu Yustina memproyeksikan nilai tukar rupiah akan berkisar pada Rp15.000 sampai Rp15.200 per dolar Amerika Serikat pada 2023.
"Kami masih memperkirakan nilai tukar rupiah akan bergerak di kisaran Rp15.000 sampai Rp15.200 per dolar AS karena faktor ketidakpastian yang masih tinggi. Kalau surplus neraca dagang lebih rendah, rupiah berpotensi melemah," katanya dalam Mandiri Economic Outlook Kuartal IV 2022 yang dipantau di Jakarta, Selasa.
Hanya saja, pada akhir tahun 2022 ini terdapat capital inflow atau aliran modal asing masuk ke obligasi Indonesia yang akan memperkuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
"Jadi, kalau tahun depan, kita perhatikan siklusnya mungkin menuju akhir tahun sentimen akan membaik dengan berbagai faktor ekonomi global, seperti inflasi dan suku bunga acuan yang terkendali," imbuhnya.
Dengan perbaikan sentimen secara global, investor asing berpotensi lebih banyak masuk ke obligasi Indonesia yang memengaruhi nilai tukar rupiah.
Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menyebut pada 2023 ketidakpastian geopolitik menjadi salah satu risiko yang sulit diukur dampaknya terhadap ekonomi global secara keseluruhan dan perlu diwaspadai.
Di samping itu, penyebaran pandemi COVID-19 varian baru di China juga menjadi kewaspadaan karena berpotensi menghentikan kegiatan ekonomi di negara tujuan ekspor Indonesia tersebut.
Adapun, ia memperkirakan pada 2023 perekonomian dunia akan melambat, tetapi pulih di 2023, seiring dengan itu bank sentral AS The Federal Reserve diperkirakan masih akan meningkatkan suku bunga acuannya yang diikuti oleh kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia.
Indonesia akan memasuki tahun politik pada 2023 yang bisa memberi dampak positif ataupun negatif, tetapi pemerintah diperkirakan akan melanjutkan berbagai program transfer tunai di 2023 yang akan menjaga daya beli masyarakat.
"Dengan pelemahan ekonomi global, harga komoditas diprediksi lebih rendah di 2023 dibandingkan tahun ini. Hampir semua analis memproyeksikan harga komoditas dunia akan turun tapi tidak sampai di limit yang membahayakan," ucapnya.
Baca juga: Rupiah melemah dipicu kekhawatiran resesi tahun depan
Baca juga: Ekonom prediksi inflasi dan depresiasi rupiah berlanjut di 2023
Baca juga: Rupiah diperkirakan stabil di tengah pasar global yang kurang kondusif
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022