Moskow (ANTARA) - Rubel merosot ke level terendah lebih dari tujuh bulan terhadap dolar pada awal perdagangan Selasa, memperpanjang penurunan besar dan kuat dari sesi sebelumnya, karena kekhawatiran atas kemungkinan dampak sanksi terhadap minyak dan gas menghambat mata uang Rusia.

Pada pukul 07.42 GMT, rubel tergelincir 2,2 persen terhadap dolar pada 69,19, nilai terlemah sejak 11 Mei. Mata uang Rusia kehilangan 2,0 persen untuk diperdagangkan pada 73,54 versus euro, terlemah sejak 6 Mei, dan anjlok 2,4 persen terhadap yuan menjadi 9,89, menembus level terendah enam bulan.

Kemerosotan hampir 5,0 persen terhadap dolar pada Senin (19/12/2022) merupakan penurunan terbesar dalam satu sesi sejak 5 Juli. Rubel tetap menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di dunia tahun ini, didukung oleh kontrol modal dan penurunan awal impor sebagai akibat dari sanksi Barat atas Perang Rusia di Ukraina.

Pelemahan rubel terlihat logis setelah tekanan sanksi dalam beberapa pekan terakhir, kata Veles Capital dalam sebuah catatan, merujuk pada batas harga minyak 60 dolar AS per dolar dan paket kesembilan sanksi Uni Eropa terhadap Moskow.

"Pada Senin (19/12/2022), tekanan diperkuat secara serius dengan informasi tentang persiapan untuk memperkenalkan 'batas atas' harga gas Rusia mulai awal 2023," kata Veles Capital.

Rubel dapat mengganti beberapa kerugian di akhir bulan, ketika eksportir mengubah pendapatan mata uang asing menjadi rubel untuk membayar kewajiban lokal.

Minyak mentah Brent, patokan global untuk ekspor utama Rusia, turun 0,1 persen menjadi diperdagangkan di 79,7 dolar AS per barel.

Indeks saham Rusia dibuka di sekitar posisi terendah dua bulan. Indeks RTS berdenominasi dolar merosot 3,4 persen menjadi diperdagangkan pada 957,4 poin. Indeks MOEX Rusia berbasis rubel diperdagangkan 1,2 persen lebih rendah pada 2.103,7 poin.

Saham Lukoil merosot sekitar 12,3 persen setelah tanggal pencatatan dividen perusahaan minyak tersebut.

Baca juga: Rubel Rusia jatuh melewati 65 terhadap dolar, terlemah sejak Mei

Baca juga: Rubel menguat menuju 62 per dolar, aset Rusia tertekan harga minyak

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022