Jakarta (ANTARA) - Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) bersama sejumlah asosiasi dan lembaga penggiat pencegahan food waste meluncurkan Mobil Logistik Pangan dan Food Truck sebagai sarana edukasi dan untuk menyalurkan pangan berlebih untuk masyarakat.

“Hari ini menjadi babak baru dari upaya pengurangan food waste di Indonesia, di mana kita mulai menyalurkan pangan berlebih dari para donatur kepada para penerima manfaat. Setelah acara, Food Truck ini akan stay di RPTRA (Ruang Publik Terpadu Ramah Anak) Teratai Tebet untuk membagikan pangan berlebih kepada masyarakat,” kata Kepala NFA Arief Prasetyo Adi di Jakarta, Selasa.

Arief mengatakan inisiasi Mobil Logistik Pangan dan Food Truck ini merupakan bentuk dari tindak lanjut Perjanjian Kerja Sama (PKS) tentang “Gerakan Pencegahan Food Waste dalam rangka Kewaspadaan Pangan Dan Gizi” yang ditandatangani NFA bersama sembilan asosiasi dan lembaga penggiat pencegahan food waste atau pangan terbuang.

Ke depan, menurut dia, Mobil Logistik Pangan dan Food Truck tersebut akan dioptimalkan untuk menyalurkan donasi dari para asosiasi, pengusaha, dan donatur pangan kepada penerima manfaat, sekaligus sebagai sarana sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat luas tentang upaya penyelamatan pangan “Gerakan Stop Boros Pangan”.

Arief mengatakan, pada hari pertama ini akan disalurkan lebih dari dari 6.000 paket pangan berlebih melalui tiga Mobil Logistik Pangan dan satu Food Truck. Sebanyak 1.300 paket pangan berasal dari FoodCycle Indonesia akan diberikan kepada 300 anak di Yayasan Kesuma Jakarta Pusat, Yayasan Sekolah Sakura Bekasi, dan Yayasan Al Fath Bekasi.

Sedangkan 2.300 paket pangan dari Foodbank of Indonesia untuk korban gempa Cianjur dan 3.300 paket pangan dari Yayasan Surplus Peduli untuk dibagikan kepada 300 masyarakat yang hadir di RPTRA Teratai Tebet Timur. Selain itu, ada juga donasi lainnya dari Hero Kemang, Bank BRI, dan Asosiasi Jasa Boga Indonesia.

“Kegiatan ini merupakan wujud konkret dari kolaborasi yang baik antara sektor pemerintah, asosiasi, organisasi kemasyarakatan, serta swasta. Para pihak yang terlibat di sini memiliki semangat yang sama untuk mengurangi food waste di Indonesia, hal tersebut demi ketahanan pangan dan gizi masyarakat yang lebih baik,” ungkapnya.
Baca juga: Badan Pangan pastikan stok daging sapi aman jelang Natal-Tahun Baru

Arief menjelaskan upaya pengumpulan dan pendistribusian pangan berlebih ini dilakukan melalui berbagai macam pola. Dalam hal ini, dia bersama para penggiat terus melakukan inovasi dan peningkatan, sehingga formula yang diterapkan bisa dijadikan praktek terbaik bagi wilayah lain agar gerakan ini semakin luas dan masif di tengah masyarakat.

“Umumnya kita lakukan dengan pengumpulan makanan yang tidak terjual di tenant-tenant yang telah bekerja sama seperti asosiasi persatuan hotel atau pengusaha ritel, makanan-makanan tersebut ada yang langsung didistribusikan atau ada yang perlu diolah terlebih dahulu sebelum didistribusikan kepada saudara-saudara kita yang membutuhkan,” kata Arief.

Arief menjelaskan gerakan mengurangi Food Lost and Waste (FLW) atau pangan yang hilang dan terbuang sangat penting dan memiliki urgensi yang tinggi, karena berkorelasi erat dengan penanganan rentan pangan dan gizi yang saat ini tengah didorong pemerintah Indonesia. Untuk itu, NFA berkomitmen mendukung pengurangan pangan hilang dan terbuang melalui peningkatan tata kelola sistem pangan nasional mulai dari lahan pertanian hingga ke meja makan.

“Di satu sisi kita diminta untuk menanam lebih giat, memperbaiki logistik pangan, dan menyiapkan cadangan pangan nasional, tetapi di sisi lain ada hal yang tidak kalah penting yaitu menghentikan pemborosan pangan dari mulai pasca panen sampai ke meja makan. Ini sekitar 30 persen dan harus kita kurangi. Saya mengajak kita semua lebih menghargai pangan yang merupakan hasil kerja keras para petani dengan tidak menyia-nyiakan pangan,” kata Arief.

Dia meyakini, penanganan FLW yang terorganisir dengan baik dapat berkontribusi pada pengentasan rawan pangan, khususnya di 74 kabupaten/kota di Indonesia yang potensi kerawanan pangannya masih tinggi.

Baca juga: NFA jaga stabilisasi pasokan dan harga pangan
Baca juga: Perpres CPP dinilai jadikan peran holding BUMN pangan kian strategis

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2022