Jakarta (ANTARA News) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro meragukan implementasi substitusi minyak tanah ke elpiji berjalan dengan mudah. "Bagaimana dengan masyarakat pedesaan yang tidak hanya memakai minyak tanah untuk memasak, tapi juga `sentir` (lampu penerangan) dan mesin," katanya dalam jumpa pers usai membuka Seminar Pemanfaatan Biofuel di Jakarta, Jumat. Selain itu, jalur distribusi elpiji milik Pertamina juga masih terbatas dan stasiun pengisian elpiji hanya ada di Kota Jakarta, Semarang, Yogakarta, dan Surabaya. "Bagaimana di Kota Merauke. Berapa ongkosnya kalau elpiji dijual di situ. Apakah bisa dipikirkan agar pengalihan subsidi juga bagi pembangunan infrastruktur elpiji di daerah seperti Merauke atau wilayah pedesaan," katanya. Purnomo menambahkan, meski harga elpiji kini sudah sesuai mekanisme pasar, namun belum ada yang masuk ke bisnis tersebut. Pemanfataannya pun, lanjutnya, sekarang hanya dipakai golongan menengah ke atas. "Karenanya, saya tekankan pada jajaran saya agar memikirkan secara cermat bagaimana implementasinya di lapangan. Jangan sampai konsep yang baik, tapi tidak bisa dilaksanakan," katanya. Ia juga meminta kepada bawahannya agar dalam membuat keputusan tidak "top down" (dari atas ke bawah) tapi "bottom up" (bawah ke atas). Mengenai penghematan BBM, Purnomo mengatakan, pihaknya tengah mengkaji secara cermat bentuk-bentuknya. "Kita akan koordinasikan dengan instansi lainnya apa langkah-langkah selanjutnya," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006