Karena warga di sini sangat terganggu
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Timur melakukan penghijauan dengan menanam pohon di lahan eks lokalisasi Gunung Antang di Kecamatan Matraman.
Selain penghijauan, menurut Wali Kota Jakarta Timur Muhammad Anwar, pihaknya juga menggelar kerja bakti untuk mencegah lokalisasi Gunung Antang kembali aktif setelah ditertibkan.
"Eks Gunung Antang tempat prostitusi. Kalau kita enggak awasi, kita enggak jaga dengan penghijauan, saya kira nanti mereka akan balik lagi ke sini," kata Anwar di Jakarta, Senin.
Dalam kegiatan tersebut, Anwar menambahkan, pihaknya mengerahkan sebanyak 300 personel gabungan dari Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU), Suku Dinas (Sudin) Bina Marga, Sudin SDA, Unit Pelaksana Kegiatan (UPK) Badan Air dan Sudin Pertamanan.
Anwar mengatakan, sudah beberapa kali ada laporan warga terkait kegiatan prostitusi di eks lokalisasi Gunung Antang yang berdiri di lahan milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) setelah ditertibkan beberapa waktu lalu.
"Ada laporan dari Pak RW kalau malam sudah mulai lagi (kegiatan) kecil-kecilan. Awalnya kecil-kecilan ketika dibiarkan menjadi besar, jadi permanen. Kita enggak harapkan itu terjadi," ujar Anwar.
Baca juga: Lokalisasi liar Gunung Antang dibongkar petugas gabungan
Wali Kota mengatakan, hal tersebut tentu menimbulkan keresahan bagi warga sekitar karena eks lokalisasi Gunung Antang berpotensi aktif lagi.
Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur siap bila dilibatkan oleh PT KAI selaku pemilik lahan untuk menata eks lokalisasi Gunung Antang agar tidak digunakan untuk kegiatan ilegal lagi.
"Karena warga di sini sangat terganggu," tutur Anwar.
Petugas gabungan dari PT KAI, Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur, Polrestro Jakarta Timur dan Kodim Jakarta Timur telah melakukan penertiban bangunan liar di lokalisasi Gunung Antang pada Selasa (30/8).
Penertiban itu dilakukan setelah terjadi penyerangan terhadap permukiman warga Kelurahan Rawa Bunga, Kecamatan Jatinegara, yang dilakukan preman lokalisasi Gunung Antang pada Juni 2022.
Pewarta: Yogi Rachman
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022