Bagi yang belum masuk akan kita usulkan kembali
Simpang Empat, - (ANTARA) - Puluhan korban gempa bumi di Pinaga dan Kajai Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat mendatangi Bupati Pasaman Barat terkait persoalan tidak masuknya data mereka dalam bantuan gempa yang ada.
Salah seorang warga Kajai Idenfi Susanto yang mewakili korban gempa di Simpang Empat, Senin, mengatakan ada sekitar 200 lebih kepala keluarga yang data rumahnya tidak masuk baik rusak berat, rusak sedang dan rusak ringan.
"Sangat aneh. Jelas-jelas rumah warga itu rusak bahkan banyak yang roboh ternyata tidak terdata. Bagaimana tim melakukan pendataan selama ini, " katanya.
Menurutnya pihaknya sudah berulang berkoordinasi dan melaporkan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Perumahan dan Pemukiman terkait masih banyaknya korban gempa yang belum masuk data.
"Koordinasi sudah sering kita lakukan namun tidak juga masuk. Selain itu petugas juga belum turun ke lapangan melakukan verifikasi," ujarnya.
Korban gempa lainnya Meri Susanti mengatakan saat uji publik pertama datanya masuk ke rusak berat. Namun saat data keluar, ia masuk ke rusak sedang padahal rumahnya roboh.
"Kami tidak mengerti kenapa bisa seperti itu. Kami berharap dapat bantuan karena memang rumah saya rusak berat," harapnya.
Begitu juga dengan warga lainnya Yasmarni yang mengatakan datanya tidak muncul dalam surat keputusan korban gempa yang dikeluarkan Pemkab Pasaman Barat.
Pelaksana Tugas Kepala Jorong Pinaga Fahmi mengatakan banyak data rusak berat dan sedang di Pinaga yang tidak keluar.
Baca juga: BNPB minta Pemkab Pasaman Barat tuntaskan rehab-rekon pascagempa
Baca juga: BNPB bantu 1.111 rumah rusak berat akibat gempa di Pasaman Barat
Plt Kepala Dinas Perkim Pasaman Barat Asri Hamdi mengatakan pihaknya segera mengusulkan ke BNPB warga korban gempa yang tidak masuk dalam pendataan.
"Memang masih ada data yang akan kita usulkan segera. Mudah-mudahan disetujui," katanya.
Sementara itu Bupati Pasaman Barat Hamsuardi mengucapkan terima kasih kepada warga yang mendatanginya menanyakan data korban gempa.
"Banyak aturan dan regulasi mengenai pendataan dan penanganan gempa saat ini. Bagi yang belum masuk akan kita usulkan kembali," tegasnya.
Pihaknya juga saat ini sedang memacu pembangunan rumah korban gempa sesuai petunjuk BNPB.
"Mudah-mudahan semua korban gempa memperoleh bantuan. Klasifikasinya sudah ditentukan tim dan BNPB," katanya.
Data terakhir akibat gempa 25 Februari 2022 itu mengakibatkan 1.111 unit rumah warga rusak berat, rumah rusak sedang sebanyak 1.171 dan rusak ringan sebanyak 2.172 unit.
Baca juga: BNPB: 1.111 unit rumah rusak berat dampak gempa Pasaman
Pewarta: Altas Maulana
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022