Beijing, China (ANTARA) - Terlepas dari optimalisasi respons epidemi di China, satu hal tetap tidak berubah, yakni prinsip untuk mengutamakan rakyat dan kehidupan mereka yang telah ditegakkan negara tersebut dalam perjuangan selama tiga tahun memerangi COVID-19 yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Baru-baru ini, China terus mengoptimalkan respons epideminya, mengingat situasi baru dan tugas baru. Varian COVID-19 Omicron jauh lebih mudah menular daripada varian-varian sebelumnya, tetapi telah sangat melemah dalam hal virulensi (keganasan).
Meski demikian, Omicron masih menjadi ancaman bagi kelompok rentan, terutama warga lanjut usia (lansia) dengan penyakit bawaan yang tidak menjalani vaksinasi.
Optimalisasi respons juga didasarkan pada tingkat penerimaan vaksinasi lengkap yang telah mencapai lebih dari 90 persen untuk 1,4 miliar penduduknya, peningkatan kesadaran kesehatan masyarakat, strategi yang tepat dan terus berkembang, serta pengalaman berharga dan metode pengobatan yang efektif, yang memungkinkan negara itu mendapatkan hasil strategis dalam mengatasi epidemi sejak awal 2020.
Respons epidemi yang efektif di negara itu sangat bergantung pada kekuatan kelembagaan dan filosofi yang berpusat pada rakyat. China telah melakukan yang terbaik dalam melindungi kehidupan dan kesehatan rakyatnya sembari mendorong pembangunan ekonomi dan sosial.
Menurut data terbaru yang dirilis oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tercatat lebih dari 646 juta kasus terkonfirmasi positif COVID-19 dan lebih dari 6,63 juta kematian akibat penyakit tersebut di seluruh dunia. China merupakan salah satu negara dengan tingkat infeksi COVID-19 parah dan kasus kematian paling rendah di dunia.
Dengan selalu mengutamakan kehidupan dan kesehatan rakyat, langkah-langkah respons epidemi di China didasarkan pada ilmu pengetahuan dan terbukti efektif.
China secara efektif mengoordinasikan respons epidemi dengan pembangunan ekonomi dan sosial, yang dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi rata-rata 5,1 persen dari 2020 hingga 2021, seraya berupaya memberantas kemiskinan absolut dan mewujudkan masyarakat yang cukup makmur dalam segala hal, suatu prestasi bersejarah bagi kesejahteraan negara berpenduduk terbanyak di dunia tersebut.
Ketika virulensi virus berkurang, China mulai aktif beradaptasi dengan perubahan dan menyempurnakan kebijakannya, meluncurkan 20 langkah yang diikuti dengan 10 langkah tambahan, untuk mencapai respons epidemi yang lebih terarah dan mempercepat pemulihan ekonomi.
Bersamaan dengan peluncuran langkah-langkah tertarget tersebut, berbagai upaya juga dilakukan untuk menjamin penghidupan masyarakat dan melanjutkan kembali kegiatan bisnis.
Secara khusus, negara itu sedang mengatur staf medis untuk memberikan kemudahan sebanyak mungkin dan meningkatkan vaksinasi COVID-19 bagi warga lansia agar mereka mendapatkan perlindungan yang lebih baik.
Sementara itu, upaya-upaya komprehensif dilakukan untuk memastikan ketersediaan klinik dan obat-obatan bagi masyarakat yang terjangkit virus tersebut, menyoroti prinsip mengutamakan rakyat dan kesehatan mereka.
Meskipun strategi dan langkah-langkah yang diambil bervariasi, prinsip dasar yang tidak akan pernah berubah adalah filosofi China yang berpusat pada rakyat serta resolusi untuk melindungi kehidupan dan kesehatan masyarakat, seraya meminimalkan dampak COVID-19 terhadap pembangunan ekonomi dan sosial. Selesai
Penerjemah: Xinhua
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022