Jakarta (ANTARA) - Di atap pabrik-pabrik yang dioperasikan oleh Zhongzhenweiwang New Energy Co., Ltd. di Kota Liaocheng, China timur, deretan panel fotovoltaik (photovoltaic/PV) mengubah sinar matahari musim dingin menjadi listrik.
"Pada awal tahun ini, kami menginvestasikan dana sebesar 2,5 juta yuan (1 yuan = Rp2.244) untuk membangun fasilitas pembangkit listrik PV 800 kilowatt yang memanfaatkan area atap pabrik seluas lebih dari 10.000 meter persegi," kata Sun Zhenliang, direktur operasional perusahaan itu di Provinsi Shandong.
Fasilitas tersebut dapat menghasilkan 1.200 megawatt-jam listrik setiap tahunnya. Selain memasok listrik untuk produksi dan penggunaan kantor, kelebihan listrik dijual ke jaringan kelistrikan, menghasilkan pendapatan tahunan sebesar sekitar 480.000 yuan, lanjut Sun.
"Pembangkit listrik fotovoltaik adalah industri baru yang didukung pemerintah dengan tingkat pencemaran yang lebih rendah dan manfaat lingkungan yang sangat besar," kata Zhang Xiaobin, Wakil Direktur Eksekutif Asosiasi Industri Tenaga Surya Shandong, seraya menambahkan bahwa industri itu telah lama mengalami kesulitan karena keterbatasan opsi dalam hal lokasi pembangunan.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir Shandong telah secara aktif memanfaatkan sumber daya atap di berbagai lokasi seperti pabrik dan bangunan tempat tinggal pedesaan untuk mendukung pembangkit listrik PV terdistribusi, menyuntikkan momentum baru ke dalam pembangunan hijau.
Di Desa Zhangyanzhai Baru di Liaocheng, proyek pembangkit listrik PV atap 11 megawatt sedang beroperasi.
"Selama ada matahari, Anda bisa mendapatkan uang. Pembangkit listrik PV dapat meningkatkan pendapatan desa kami sebesar lebih dari 300.000 yuan per tahun, dan periode keuntungannya dapat bertahan hingga 20 tahun," kata Zhang Wei, ketua Partai di desa itu.
Pertumbuhan pembangkit listrik PV terdistribusi di Shandong mencerminkan upaya keras China untuk mengembangkan energi baru.
Pada November, Daerah Otonom Tibet di China barat daya memulai pembangunan proyek pembangkit listrik PV terdistribusi tingkat wilayah di atap-atap bangunan, yang pertama dari jenisnya di daerah itu.
Menurut rencana lima tahunan Tibet untuk 2021-2025, daerah tersebut akan mempercepat pengembangan tenaga surya PV, dan total kapasitas terpasang di daerah itu diperkirakan akan melampaui 10 juta kilowatt pada 2025.
Dalam beberapa tahun terakhir, China telah mempercepat kampanye hijaunya, menciptakan ledakan pertumbuhan di sektor energi baru dengan kapasitas terpasang yang terdepan di dunia.
Hingga akhir 2021, output listrik tahunan dari tenaga angin dan surya menyumbangkan 11,7 persen dari total konsumsi listrik China.
Selain itu, China meluncurkan serangkaian kebijakan untuk secara signifikan mengarahkan kapasitas tenaga angin dan surya terpasangnya ke bauran energi yang rendah karbon, aman, dan efisien.
Dalam rencana aksi nasional yang dirilis pada Mei tahun ini, China berjanji akan mempercepat pembangunan basis fotovoltaik dan tenaga angin yang besar di gurun, dan sementara itu akan mendorong produksi listrik terdistribusi di desa-desa dan kawasan industri, serta di atap-atap bangunan.
Per 2025, separuh dari seluruh gedung institusi publik baru akan memiliki fasilitas tenaga surya di bagian atapnya, menurut rencana tersebut.
Pewarta: Xinhua
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2022