New York (ANTARA) - Harga minyak jatuh sekitar dua dolar AS per barel pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), tersapu dalam kekalahan yang lebih luas di ekuitas global di tengah kekhawatiran resesi yang menjulang, setelah bank-bank sentral di seluruh Eropa dan Amerika Utara mengisyaratkan mereka akan terus memerangi inflasi secara agresif.
Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Februari tergelincir 2,17 dolar AS atau 2,7 persen, menjadi menetap di 79,04 dolar AS per barel, setelah mencapai terendah sesi di 78,30 dolar AS. Namun untuk minggu ini, patokan minyak mentah global ini 4,0 persen setelah penurunan 11 persen minggu sebelumnya.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Januari merosot 1,82 dolar AS atau 2,4 persen, menjadi ditutup pada 74,29 dolar AS per barel, setelah mencapai terendah sesi di 73,33 dolar AS. Untuk minggu ini, WTI terangkat 4,0 persen setelah penurunan 11 persen minggu lalu.
Federal Reserve (Fed) AS mengindikasikan akan menaikkan suku bunga lebih lanjut tahun depan, bahkan ketika ekonomi tergelincir ke arah kemungkinan resesi. Pada Kamis (15/12/2022), Bank Sentral Inggris dan Bank Sentral Eropa juga menaikkan suku bunga untuk melawan inflasi.
Baca juga: Harga minyak turun, tertekan penguatan dolar dan kenaikan suku bunga
"Pembicaraan seputar campfire tiba-tiba menjadi tentang penghancuran permintaan dalam menghadapi resesi," kata Direktur Energi Berjangka Mizuho, Robert Yawger.
"Situasi ekonomi sedang tidak bagus. Tidak hari ini, tapi kita melayang ke arah pengujian WTI 70 dolar AS per barel lagi, dan segala sesuatunya bisa menjadi sangat buruk dari sana."
Brent berjangka masih mengejar kenaikan mingguan terbesar mereka sejak Oktober setelah reli di awal minggu. Namun, kenaikan minggu ini mengikuti penurunan mingguan terburuk sejak Agustus untuk patokan minyak.
Harga acuan minyak mentah berat telah menguat karena penghentian jalur pipa Keystone dari Kanada ke AS berlanjut tanpa jadwal untuk memulai kembali operasi. Sementara pemadaman itu mendukung harga minyak mentah kelas berat, itu "tidak melakukan apa-apa" untuk harga acuan minyak global yang lebih ringan, kata Analis Minyak Utama Kpler, Matt Smith.
Harga minyak secara singkat menghapus beberapa kerugian setelah para pejabat mengatakan Departemen Energi AS akan membeli kembali 3 juta barel minyak mentah domestik untuk Cadangan Minyak Strategis, pembelian pertama sejak rekor pelepasan 180 juta barel tahun ini dari persediaan.
Baca juga: Harga emas naik 12,40 dolar, karena koreksi setelah anjlok sebelumnya
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022