Di Jakarta Utara saja terdata 1.786 anak penerima beasiswa dengan dana yang sudah dikeluarkan Rp6,8 miliar. "Estimasi beasiswa yang dikeluarkan hingga mereka tamat di perguruan tinggi sekitar Rp126,1 miliar," kata Deputi Direktur BPJAMSOSTEK Jakarta Eko Nugriyanto di Jakarta, Jumat.
Eko yang berbicara pada kampanye Gerakan Nasional Peduli Pekerja Rentan (GN Lingkaran) dan penyerahan kartu kepesertaan kepada pekerja rentan serta apresiasi kepada perusahaan yang berbagi di kantor Wali Kota Jakarta Utara mengatakan manfaat jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek) sangat besar.
"Terutama bagi pekerja rentan dan pekerja informal (bukan penerima upah, BPU)," ucap Eko.
Baca juga: Pentingnya perlindungan BPJAMSOSTEK untuk kesejahteraan pekerja
Dengan iuran yang relatif terjangkau, yakni Rp16.800 per bulan untuk dua program (JKK dan Jaminan Kematian, JKM) atau Rp36.800 untuk tiga program, yakni plus Jaminan Hari Tua (JHT) pekerja sudah terlindungi dari risiko kerja, seperti kecelakaan kerja, kematian dan sejahtera di hari tua.
Permasalahannya, kata Eko, pekerja rentan tidak sekadar rentan dari risiko kerja, tetapi juga rentan dari segi pendapatan. Pekerja rentan adalah mereka yang berpenghasilan hanya cukup, bahkan mungkin kurang untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau keluarga sehingga sulit menyisihkan pendapatan untuk iuran jamsostek.
Peran pribadi dan perusahaan, lembaga, instansi serta lainnya, kata Eko, sangat diharapkan membantu mereka membayar iuran. Wapres sudah mencanangkan kampanye GN Lingkaran dan kini tidak sedikit perusahaan menyisihkan dana tanggung jawab sosial (CSR) untuk membayar iuran pekerja rentan.
Baca juga: Semakin banyak pihak swasta lindungi pekerja rentan via BPJAMSOSTEK
Menjadikan pekerja rentan menjadi peserta jamsostek bukan sekadar melindungi, kata Eko, tetapi juga menjamin anak-anak mereka tetap sekolah ke perguruan tinggi meskipun orang tua berpulang karena kecelakaan kerja.
Wali Kota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim menyatakan pihaknya sudah membuat surat edaran yang mengimbau semua pemangku kepentingan (stakeholder) untuk menyisihkan CSR-nya untuk membantu pekerja rentan. Meski responsnya membaik, tetapi Ali mengakui masih kurang dari 50 persen perusahaan di wilayahnya yang menyisihkan CSR-nya.
Pekerja rentan adalah pekerja di sekeliling warga, seperti marbot masjid atau petugas rumah ibadah, asisten rumah tangga, pengangkut sampah, tukang kebun, satpam kompleks, jumantik, dasawisma, dan pekerja sejenis lainnya.
Koordinator Kepala BPJAMSOSTEK Jakarta Utara Erfan Kurniawan mengatakan untuk memasifkan kampanye GN Lingkaran, pihaknya selalu mengundang lurah dan camat agar mengetahui dan juga memperhatikan pekerja rentan di wilayahnya.
Baca juga: Sebanyak 1.500 pekerja rentan dibantu swasta jadi peserta jamsostek
"Tidak sekadar mengetahui tetapi juga mencari jalan keluar agar pekerja rentan di wilayah terlindungi dari risiko kerja. Jamsostek bukan hanya hak pekerja formal, tetapi juga hak pekerja informal termasuk pekerja rentan," kata Erfan.
Pewarta: Erafzon Saptiyulda AS
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022