Jakarta (ANTARA) - Ekonomi China telah mempertahankan pertumbuhan yang tangguh dalam 11 bulan pertama 2022, meski menghadapi beragam tantangan yang ditimbulkan oleh wabah COVID-19 dalam negeri dan lingkungan global yang kompleks.

Ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut mengalami peningkatan yang stabil antara lain dalam bidang investasi aset tetap, output industri, dan penjualan retail daring pada periode Januari-November 2022, menurut data resmi pada Kamis (15/12).

Investasi aset tetap China naik 5,3 persen secara tahunan (year on year/yoy) selama periode tersebut, menurut Biro Statistik Nasional (National Bureau of Statistics/NBS) China.

Investasi pada infrastruktur tumbuh 8,9 persen (yoy), sementara investasi pada manufaktur meningkat 9,3 persen, dan investasi pada bidang teknologi tinggi melonjak 19,9 persen.

Dalam 11 bulan pertama 2022, total nilai tambah perusahaan-perusahaan industri di atas ukuran yang ditentukan mencatatkan pertumbuhan sebesar 3,8 persen (yoy), dengan nilai tambah manufaktur teknologi tinggi naik 8 persen dibandingkan tahun lalu.

Secara spesifik, output produk pintar ramah lingkungan seperti kendaraan energi baru (new-energy vehicle) dan panel surya masing-masing melonjak 100,5 persen dan 44,1 persen.

"Tren peningkatan pada struktur industri belum berubah, dengan sejumlah pendorong pertumbuhan baru yang semakin berkembang," ujar Tang Weiwei, wakil direktur departemen industri NBS.

Sektor perdagangan elektronik (e-commerce) China memainkan peran yang semakin penting dalam menggenjot konsumsi selama periode tersebut, dengan penjualan retail daring naik 4,2 persen dibandingkan periode yang sama pada 2021.

Penjualan daring barang fisik di antaranya naik 6,4 persen (yoy), menyumbang 27,1 persen dari total penjualan retail barang konsumen.

Kendati demikian, pada November saja, beberapa indikator ekonomi, termasuk penjualan retail, berada di bawah tekanan akibat dampak peningkatan kasus COVID-19 dalam negeri dan penyusutan permintaan eksternal.

Sebelumnya pada bulan ini, China telah mengumumkan serangkaian kebijakan untuk mengoptimalkan respons COVID-19 guna mengoordinasikan hal itu secara lebih baik dengan kebutuhan pembangunan ekonomi dan sosial, yang menandai pergeseran menuju fase baru pencegahan dan pengendalian COVID-19 di negara tersebut.

Pemerintah pusat telah menerjunkan gugus tugas ke daerah-daerah relevan untuk mengawasi upaya mereka dalam menerapkan paket kebijakan itu guna menstabilkan ekonomi, sekaligus mengoordinasikan upaya untuk mengatasi isu-isu sulit dan permasalahan yang spesifik terkait implementasi kebijakan.

Dengan penerapan respons COVID-19 yang dioptimalkan dan kebijakan prokonsumsi, China akan mencatatkan permintaan konsumsi dalam negeri yang lebih kuat, kata ahli statistik NBS Fu Jiaqi.

Ke depan, China akan meningkatkan upaya untuk memperdalam reformasi dan keterbukaan di segala bidang, menggenjot kepercayaan pasar, memastikan pertumbuhan yang mantap, ketersediaan lapangan kerja, dan harga yang stabil, serta memacu vitalitas pasar guna mendorong peningkatan operasional ekonomi secara keseluruhan, urai NBS dalam sebuah pernyataan.

Pewarta: Xinhua
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2022