Los Angeles (ANTARA) - Amerika Serikat (AS) terus mencatatkan kenaikan kasus penyakit virus pernapasan termasuk COVID-19, flu, dan RSV (respiratory syncytial virus), yang menyebabkan rumah sakit kewalahan dan kekurangan staf untuk menangani lonjakan pasien.
Pemerintahan Joe Biden pada Kamis (15/12) mengumumkan sebuah rencana untuk mengantisipasi potensi lonjakan kasus COVID-19 pada musim dingin, mengimbau warga untuk menggunakan semua sarana yang diperlukan dan tersedia guna mengendalikan penyebaran virus itu, termasuk menjalani vaksinasi dan penyuntikan dosis penguat (booster) COVID-19, memanfaatkan tes dan pengobatan, serta mengenakan masker saat diperlukan.
Sebagai bagian dari upaya baru AS, pemerintahan Joe Biden memulai kembali program pengujian COVID-19 gratis di rumah, yang mengizinkan setiap rumah tangga di negara tersebut untuk memesan empat alat pengujian secara gratis pada musim dingin tahun ini.
"Ini bukanlah satu penyakit yang terisolasi," kata koordinator respons COVID-19 Gedung Putih Ashish Jha, merujuk pada ancaman trio COVID-19, RSV, dan flu.
"Semua tekanan pada rumah sakit dan tenaga kesehatan disebabkan oleh patogen pernapasan tersebut. Jadi, kami sangat menyadari bahwa peningkatan jumlah kasus COVID-19 yang kami alami berada dalam konteks salah satu musim penyebaran flu terburuk dalam satu dekade dan RSV yang cukup parah," papar Jha.
Penyakit virus pernapasan tersebut sedang menyebar di kalangan anak-anak tahun ini, menyebabkan lonjakan permintaan yang belum pernah terjadi sebelumnya terkait obat-obatan yang dijual bebas. Obat ibuprofen dan acetaminophen untuk anak-anak, yang dapat meringankan gejala penyakit itu pada anak, mengalami kekurangan pasokan di AS.
Sejumlah pakar kesehatan memperingatkan bahwa kelangkaan itu tidak akan berakhir dalam waktu dekat saat kasus flu, COVID-19, RSV, dan batuk pilek terus meningkat menjelang perayaan hari libur.
Sekitar 41.000 kasus COVID-19 pada anak dilaporkan di AS selama pekan yang berakhir pada 8 Desember, peningkatan tertinggi dalam beberapa bulan.
Hampir 15,1 juta anak di AS dilaporkan teruji positif COVID-19 sejak awal pandemi, menurut laporan tersebut. Sekitar 127.000 dari total kasus itu dilaporkan selama empat pekan terakhir.
Saat ini, negara itu melaporkan rata-rata angka kasus baru COVID-19 sekitar 65.569, dengan 420 kematian, dan 4.800 kasus rawat inap per hari, menurut data terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) AS.
Sejumlah pakar yakin jumlah kasus sebenarnya jauh lebih tinggi mengingat banyak kasus tidak dilaporkan karena pengujian COVID-19 di rumah.
Sejumlah pakar kesehatan masyarakat memperingatkan bahwa hari libur berpotensi mendorong laju infeksi yang telah bergerak cepat, memicu permintaan yang lebih tinggi akan jumlah tempat tidur di rumah sakit dan perawatan medis.
Pewarta: Xinhua
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2022