Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perdagangan RI Gita Wirjawan meyakini kenaikan impor produk bahan penolong serta bahan baku dapat mendorong kapasitas ekspor yang bernilai tambah.
"Untuk kedepan, Indonesia harus bisa membuktikan kenaikan impor ini lebih untuk kepentingan peningkatan kapasitas ekspor yang bernilai tambah dibandingkan hanya untuk konsumsi dalam negeri," kata Gita usai acara halal bihalal di Kementerian Perdagangan di Jakarta, Senin (3/9).
Menurut Menteri, dengan kondisi ekonomi global yang tidak pasti saat ini, jika Indonesia bisa mencapai angka ekspor yang kurang lebih sama seperti pada 2011, sudah merupakan catatan yang bagus.
Selain itu Gita mengharapkan terjadinya stabilisasi harga komoditas agar bisa menggenjot peningkatan ekspor sejumlah produk yang bisa membantu menambah nilai ekspor di neraca perdagangan secara signifikan.
Mendag mengatakan kebijakan ekspor dari pemerintah adalah bertujuan untuk meningkatkan kapasitas ekspor dengan sejumlah produk bernilai tambah.
"Kebijakan kami tidak spesifik untuk meningkatkan ekspor atau menurunkan impor saja tapi lebih untuk menopang kapasitas Indonesia untuk terus merangkak di rantai nilai tambah," jelas Gita.
Terkait neraca perdagangan yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada Senin (3/9), Gita yakin nilai ekspor Indonesia bertambah kendati masih ditopang oleh penjualan sejumlah komoditas.
"Tapi saya rasa tahun depan kita bisa lebih melihat ekspor Indonesia itu lebih bernilai tambah," kata Gita yang yakin harga komoditas dalam lima bulan kedepan bisa pulih karena stabilisasi ekonomi yang dicapai sejumlah negara, khususnya di Eropa.
Data dari BPS menyebutkan bahwa nilai impor Indonesia pada Juli 2012 sebesar 16,33 miliar dolar AS atau defisit sebanyak 176,5 juta dolar AS.
Dengan demikian, nilai impor Indonesia pada Januari hingga Juli 2012 sebesar 112,7 miliar dolar AS dan masih ditopang oleh impor bahan baku dan bahan penolong sebesar 72,6 persen, serta barang modal 20,28 persen dan produk konsumsi sebesar 7,06 persen.
Untuk nilai ekspor Indonesia pada Juli 2012 meningkat 4,60 persen dibanding Juni 2012 menjadi 16,15 miliar dolar AS.
Namun, nilai ekspor pada Juli 2012 tersebut menurun dari Juli 2011 sebesar 7,27 persen.
Penopang peningkatan ekspor pada Juli 2012 antara lain berasal dari non-migas yang naik sebesar 5,04 persen dan ekspor migas naik sebesar 2,69 persen.
Nilai ekspor non-migas Indonesia periode Januari hingga Juli 2012 menjadi sebesar 89,97 miliar dolar AS atau turun sebesar 2,9 persen dari periode yang sama pada 2011.
Sejumlah produk non-migas yang menjadi penopang kenaikan nilai ekspor tersebut diantaranya adalah minyak kelapa sawit dan batubara.
(B019)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012