Yogyakarta (ANTARA News) - Lava pijar yang mulai muncul di puncak Gunung Merapi sejak Kamis dinihari dan meluncur sejauh sekitar 200 meter ke arah pelataran Gendol, tidak mempengaruhi warga masyarakat yang kini tinggal di barak pengungsian Balai Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). "Mereka justru ingin kembali ke rumah, dan mereka merasa tidak betah di barak pengungsian, karena rindu dengan anggota keluarganya yang lain," kata Kaur Pemerintahan Desa Glagaharjo Heri Prasetyo, Kamis. Saat ini di barak pengungsian itu sudah dihuni 201 orang dari empat kriteria yang diprioritaskan yakni lansia, balita, orang cacat dan ibu hamil. Juga ada warga masyarakat dari dua dusun yaitu Kalitengah Lor dan Kalitengah Kidul yang mengungsi dengan kesadaran sendiri. "Sebagian pengungsi beraktivitas seperti biasa. Malam hari mereka menginap di barak pengungsian, kemudian pagi hingga pukul 14.00 WIB mereka bekerja mengurusi ternak sapi perahnya," ujarnya. Rencananya Kamis (4/5) ini satu dusun lainnya di desa itu yang masuk dalam kawasan rawan bencana Merapi yaitu Dusun Srunen, warganya yang masuk kriteria prioritas akan dievakuasi. Namun, karena hujan deras mengguyur daerah setempat selama hampir sepanjang hari, rencana evakuasi dibatalkan. "Kemungkinan Jumat (5/5) baru akan dievakuasi," sambungnya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006