Kalau memang market domestik pertumbuhannya tidak sesuai ekspektasi, kita akan ready untuk melakukan ekspor ke market yang memang sudah jadi destinasi atau captive market

Semarang (ANTARA) - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) memproyeksikan permintaan semen pada tahun depan akan meningkat seiring dengan pemulihan ekonomi pascapandemi COVID-19.

"Tahun depan ekspektasi kita, kita lihat harusnya dari sisi demand itu ada peningkatan," kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko SIG Andriano Hosny Panangian di Semarang, Jumat.

Andriano menilai pada tahun ini sebenarnya sektor properti mengalami kenaikan namun didominasi pembelian properti yang sudah jadi atau setengah jadi.

"Karena saat pandemi COVID-19 itu properti stagnan, sehingga memang pembelian properti itu banyak inventori properti yang sudah jadi di mana kebutuhan akan semen tidak sebanyak kalau kita bangun dari cash," ujar Andriano.

Namun demikian, lanjut Andriano, fokus perseroan yaitu memaksimalkan utilisasi produksi di level sekitar 75 persen di mana itu merupakan level yang dianggap cukup optimal bagi emiten berkode saham SMGR tersebut.

"Kalau memang market domestik pertumbuhannya tidak sesuai ekspektasi, kita akan ready untuk melakukan ekspor ke market yang memang sudah jadi destinasi atau captive market. Ujungnya yang terpenting adalah kita tetap melakukan operational excellence," kata Andriano.

Untuk meningkatkan kapabilitas dalam memenuhi permintaan semen dan mendukung kelancaran penyediaan dan distribusi pasokan semen yang memadai untuk pembangunan nasional, dilakukan penguatan posisi perusahaan BUMN Semen melalui integrasi BUMN Sub-Klaster Semen antara SIG dan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk.

Bergabungnya Semen Baturaja menjadi bagian dari SIG akan meningkatkan kapabilitas dalam memenuhi permintaan semen dan memperkuat posisi BUMN Sub Klaster Semen dalam menghadapi kondisi pasar yang kompetitif.

Integrasi Semen Baturaja ke dalam SIG dilakukan melalui mekanisme Penambahan Modal melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau right issue. Sebagai pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan sebesar 51,01 persen, Pemerintah Indonesia akan mengambil bagian dalam aksi korporasi itu melalui transaksi inbreng dengan mengalihkan sebanyak 7,5 miliar saham Seri B atau mewakili 75,51 persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam SMBR.

Sementara untuk porsi publik akan disetorkan dalam bentuk tunai. Transaksi inbreng tersebut akan membuat SIG menjadi pemegang saham mayoritas pada SMBR.

"Dengan akan terintegrasinya Semen Baturaja akan memantapkan posisi kita di Sumatera. Transaksi ini sudah diinisiasi sejak 2019 tapi baru officially di-launch di 2021. Fokusnya untuk konsolidasi perusahaan semen BUMN sehingga akan mempermudah efektivitas pengelolaan dan strategis bisnis," kata Andriano.

Pada periode Januari hingga September 2022, SIG secara konsisten berhasil mencatatkan peningkatan kinerja di tengah tantangan persaingan industri yang tinggi serta kenaikan harga bahan bakar dan energi.

EBITDA absolut tercatat 0,6 persen lebih tinggi menjadi Rp5,73 triliun dan marjin EBITDA meningkat 0,1 persen menjadi 22,7 persen. Laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 18,9 persen menjadi Rp1,65 triliun, dan marjin laba bersih meningkat 1 persen menjadi 6,5 persen dibandingkan tahun lalu.

Baca juga: Integrasi SIG dan Semen Baturaja akan beri nilai tambah Rp1,65 T
Baca juga: Semen Indonesia terus dorong implementasi prinsip industri hijau
Baca juga: Indocement sabet enam medali emas di ajang ICQCC 2022

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022