Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyebutkan perempuan merupakan sosok penjaga semua ilmu pengetahuan yang akan disebarkan dari generasi ke generasi bangsa selanjutnya.
“Penting diingat, bahwa perempuan ini juga adalah yang menjaga transmisi pengetahuan dari generasi ke generasi. Jadi kita sering bilang mereka adalah penjaganya dari pengetahuan,” kata Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid dalam pameran "The Truth Inside You" di Jakarta, Kamis.
Hilmar menuturkan perempuan memiliki perjalanan hidup yang tidak mudah. Walaupun mampu menjadi sosok penopang sekaligus penjaga pengetahuan kehidupan bangsa, dalam kesehariannya masih harus menghadapi banyak masalah diskriminasi, ketimpangan perlakuan, ketidakadilan, dan tidak adanya kesetaraan gender.
Baca juga: Hetifah: perempuan perlu miliki literasi digital cegah kejahatan
Keterbatasan itu membuat perempuan di Indonesia mengalami tantangan berat untuk berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan. Misalnya dalam isu gizi pada anak seperti stunting, Hilmar menyoroti pengetahuan ibu menjadi masalah serius yang harus ditingkatkan terutama dalam ketersediaan bahan pangan.
“Kalau kita lihat Indonesia ini negeri dengan keanekaragaman hayati yang luar biasa. Sumber hayatinya berlimpah sesungguhnya. Hanya saja, pengetahuan mengenai itu telat tersingkir terus terpinggirkan atau bahkan dilupakan,” kata dia.
Hilmar menekankan, dengan peran perempuan yang dirasa begitu besar, para ibu seharusnya lebih dibekali dengan dokumentasi, edukasi, dan literasi terkait asupan gizi anak yang seimbang. Dengan demikian, pengetahuan lokal ini tidak hilang tapi terintegrasi dalam sistem pendidikan Indonesia nantinya.
Baca juga: KemenPPPA: Perlindungan terhadap perempuan harus dilakukan semua pihak
Untuk menyadarkan besarnya peran perempuan dalam kehidupan bermasyarakat, Dirjen Kebudayaan tidak hanya membantu museum menggelar pameran, melainkan juga melalui seminar-seminar atau kegiatan sosial dengan memberi ruang yang cukup bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi dan menghapus budaya patriarki dari Indonesia.
Kemendikbudristek juga akan memperkuat peran dan kedudukan perempuan sebagai penjaga pengetahuan, yang rencananya dilakukan pada tahun depan. Cara lainnya yakni melalui Kampus Merdeka yang bisa mengajak mahasiswa untuk terjun langsung memberikan pendampingan di sejumlah daerah.
Kemudian dalam menyambut Hari Ibu yang akan dirayakan pada 22 Desember 2022, Hilmar berharap Hari Ibu dijadikan sebagai waktu bagi setiap wanita untuk menyadari kebenaran dan kekuatan yang ada dalam diri perempuan dan meyakini bahwa perempuan Indonesia adalah sosok yang tangguh, berbudaya, berpengetahuan, dan penopang keberlanjutan hidup bangsa.
Baca juga: Kemendikbudristek: perlu kolaborasi untuk cetak generasi berdaya saing
“Kalau boleh berpesan yakin pada apa yang perempuan itu miliki. Kekuatan itu sebetulnya sudah ada, tinggal sekarang cara kita untuk mengakses memanggil kekuatan itu, sehingga dia betul-betul bisa berkontribusi buat banyak orang,” katanya.
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022