Jakarta (ANTARA News) - Departemen Agama tidak akan membuatkan seragam nasional bagi 205 ribu jemaah haji Indonesia dan hanya akan menentukan warna dan model seragam yang akan dipakai oleh seluruh jemaah haji tersebut mulai musim haji mendatang (1427 H). "Jadi jemaah disuruh membuat sendiri seragam itu. Mungkin juga dikoordinasi Pemda setempat, soal itu Depag dan DPR belum bicara lebih lanjut. Tetapi Depag tidak akan mengambil kesempatan itu sebagai proyek baru seragam nasional," kata Direktur Pembinaan Haji Departemen Agama Muchtar Ilyas, di Jakarta, Kamis. Dikatakan Mochtar, pihaknya hanya akan mengatur modelnya dan warnanya secara nasional yang disertai tulisan "Indonesia", selain itu juga menentukan tanda khas provinsi atau embarkasinya. Ditegaskan Mochtar, seragam nasional dimaksudkan untuk mengedepankan identitas nasional dan bukan identitas Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH), biro travel haji khusus atau identitas kedaerahan. Rencananya seragam itu harus digunakan jemaah haji pada saat di Masjidil Haram, Mekkah, Masjid Nabawi di Madinah dan ketika melakukan ziarah serta prosesi puncak ibadah haji. Seragam nantinya, tambah Mochtar, bagi perempuan berupa jas, celana panjang dan bergo (kerudung) dan untuk laki-laki berupa jas dan celana panjang tanpa menggunakan peci. Sementara itu, Ketua Komisi VIII DPR RI Hasrul Azwar mengakui bahwa DPR telah menyepakati perlunya seragam haji nasional itu demi identitas nasional Indonesia, namun untuk lebih detil, kedua pihak belum membicarakannya lebih lanjut. "Selama ini seragam jemaah haji Indonesia bermacam-macam tergantung KBIH atau daerah masing-masing, seolah jemaah kita terkotak-kotak," katanya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006