meningkat karena aktivitas masyarakat cukup tinggi
Jakarta (ANTARA) - Tingkat kemacetan lalu lintas (lalin) di Jakarta mengalami kenaikan karena pulihnya aktivitas masyarakat setelah pandemi COVID-19 mulai mereda.
"Kemacetan ini setelah pandemi melandai, meningkat karena aktivitas masyarakat cukup tinggi," kata Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Pol Latif Usman di Jakarta, Kamis.
Latif mengatakan puncak kemacetan terjadi pada pukul 06.00-08.00 WIB.
Kemacetan terjadi setelah pemerintah melonggarkan pembatasan kapasitas perkantoran dan pusat bisnis, kembali fokus pada pemulihan roda ekonomi.
Baca juga: Dishub DKI manfaatkan kecerdasan buatan untuk atur volume lalu lintas
"Otomatis masyarakat untuk produktifitas tinggi sekali, enggak ada pembatasan. Pemerintah juga mendorong untuk pertumbuhan ekonomi. Pasti pergerakan transportasi akan semakin besar," ujarnya.
Meski demikian, Latif mengatakan penyebab kemacetan di Jakarta tidak hanya dipicu oleh mobilitas masyarakat.
Ruas jalan yang menyempit akibat sejumlah proyek pembangunan infrastruktur di Jakarta seperti proyek pembangunan Busway, pembangunan MRT dan perbaikan jalan, juga menjadi pemicu kemacetan khususnya di jam sibuk.
"Ini juga menjadi kendala, mengganggu arus lalu lintas. Situasi ini mudah-mudahan, kalau pembangunan sudah selesai bisa mempercepat arus lalin," kata Latif.
Latif tidak merinci tingkat kemacetan lalu lintas tersebut secara angka maupun persentase.
Baca juga: DKI Jakarta siapkan sistem berteknologi AI untuk urai kemacetan
Ditlantas Polda Metro Jaya juga telah mengusulkan sejumlah solusi untuk mengatasi masalah tersebut antara lain pengaturan jam masuk kantor yang saat ini masih dalam tahap pembahasan oleh para pemangku kepentingan dan penggunaan transportasi massal sebagai moda transportasi utama.
Dia pun mengimbau kepada masyarakat untuk mematuhi aturan berlalu lintas, karena tertib lalu lintas adalah salah satu langkah mengurangi kemacetan.
"Paling utama yaitu mari mematuhi aturan lalu lintas dan mari manfaatkan angkutan umum baik kereta maupun TransJakarta. Angkutan umum harus kita sukseskan," ujarnya.
Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2022