Berlanjutnya tren penurunan tingkat pertumbuhan ekspor yang menjadi salah satu penggerak pertumbuhan ekonomi dalam negeri, turut mempengaruhi daya tarik investasi ke dalam negeri
Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis ditutup melemah usai rilis data pertumbuhan ekspor Indonesia menunjukkan penurunan.
IHSG ditutup melemah 49,88 poin atau 0,73 persen ke posisi 6.751,86. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 8,8 poin atau 0,93 persen ke posisi 942,46.
"Berlanjutnya tren penurunan tingkat pertumbuhan ekspor yang menjadi salah satu penggerak pertumbuhan ekonomi dalam negeri, turut mempengaruhi daya tarik investasi ke dalam negeri," tulis Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor pada November 2022 sebesar 24,12 miliar dolar AS atau naik 5,58 persen dibanding periode sama tahun lalu (year-on-year/yoy) yang nilainya 22,85 miliar dolar AS. Pertumbuhan tersebut menurun dibanding bulan sebelumnya sebesar 11,94 persen (yoy).
Pada saat yang sama, tingkat impor pun dilaporkan terkontraksi sebesar 1,89 persen (yoy) dari 19,33 miliar dolar AS menjadi 18,96 miliar dolar AS, imbas pelemahan nilai tukar yang menurunkan permintaan atas bahan baku. Meski demikian neraca dagang dalam negeri masih konsisten mengalami surplus.
Baca juga: BPS: Ekspor November 2022 naik 5,58 persen
Di sisi lain Pilarmas Investindo Sekuritas mengungkapkan IHSG masih tertekan kenaikan suku bunga AS yang lajunya sudah mulai diperlambat dengan kenaikan 50 basis poin (bps) yang dirilis tadi malam.
Dibuka menguat tipis, IHSG langsung berbalik arah ke zona merah sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih tak mampu beranjak dari teritori negatif sampai penutupan bursa saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sembilan sektor terkoreksi dengan sektor barang konsumer turun paling dalam 1,03 persen, diikuti sektor properti, sektor kesehatan, dan sektor infrastruktur masing-masing turun 0,79 persen, 0,68 persen, dan 0,68 persen.
Baca juga: Saham Asia melorot, tertekan Fed "hawkish" & kekhawatiran COVID China
Sedangkan hanya dua sektor meningkat yakni sektor teknologi serta sektor transportasi dan logistik masing-masing naik sebesar 0,87 persen dan 0,04 persen.
Adapun saham-saham yang mengalami penguatan terbesar diantaranya CHEM, BKOP, VTNY, SICO, dan EURO, sedangkan saham- saham yang mengalami penurunan terbesar antara lain MGLV, ALTO, BANK, KRYA, dan BSBK.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.021.373 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 29,58 miliar lembar saham senilai Rp16,52 triliun. Sebanyak 215 saham naik, 308 saham menurun, dan 183 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain Indeks Nikkei melemah 113,41 atau 0,4 persen ke 28.042,8, Indeks Hang Seng turun 312,43 atau 1,59 persen ke 19.361, Indeks Shanghai terkoreksi 10,06 poin atau 0,32 persen ke 3.166,47, dan Indeks Straits Times menurun 9,63 poin atau 0,29 persen ke 3.268,94.
Baca juga: Saham China ditutup beragam, Indeks Shanghai jatuh 0,25 persen
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022