Kuala Lumpur (ANTARA) - Dharma Wanita Persatuan (DWP) Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Penang mengadakan Parade Kebaya sebagai bentuk dukungan terhadap gerakan Kebaya Goes to UNESCO.

Ketua DWP KJRI Penang Berti Suharto, dalam keterangan tertulisnya pada Kamis, mengatakan kegiatan tersebut merupakan bentuk komitmen dalam meningkatkan pemahaman dan kecintaan terhadap kekayaan budaya Indonesia sekaligus memberi contoh kepada generasi muda untuk mencintai budaya Indonesia.

“Semoga kegiatan ini dapat mendukung dan mensukseskan upaya Pemerintah mendaftarkan Kebaya sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO,” ujar Berti.

DPW KJRI Penang melaksanakan Parade Kebaya itu awal pekan lalu dengan melibatkan 30 ibu-ibu pengurus dan anggotanya yang berseragam kebaya kutu baru bermotif bunga dan mengunjungi sejumlah tempat ikonik di Kota Penang, mulai dari sekitar padang kota lama hingga sudut George Town yang terdapat banyak gedung peninggalan masa kolonial.

Ketua Dharma Wanita Persatuan KJRI Penang Berti Suharto (tengah) bersama pengurus dan anggota berfoto mengenakan kebaya kutu baru untuk mendukung gerakan Kebaya Goes to UNESCO dengan melaksanakan Parade Kebaya di Penang, Malaysia, Minggu (4/12/2022). (ANTARA/HO-KJRI Penang)

"Pengambilan foto dan video yang mengemukakan seni budaya Indonesia seperti bermain gamelan, angklung dan menari tradisional bersama dengan mengenakan kutu baru juga terlaksana pada kesempatan itu," katanya.

Gerakan Kebaya goes to UNESCO semakin giat digalakkan baik di dalam maupun luar negeri oleh perempuan Indonesia dari berbagai kalangan. Kampanye tersebut dilakukan sebagai bentuk kebanggaan bangsa Indonesia terhadap kebaya yang merupakan salah satu busana perempuan Indonesia dari zaman dulu, oleh karena itu wajib dilestarikan, ujar Berti.

Saat ini kebaya Indonesia sedang diupayakan untuk masuk sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan Pemerintah Indonesia telah mengajukan kebaya sebagai warisan budaya tak benda UNESCO lewat mekanisme nominasi tunggal (single nomination).

Keputusan itu diambil dari hasil rapat Kemenparekraf pada Rabu (16/11), bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenko PMK) dan Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI.

Baca juga: Kebaya akan diusulkan jadi warisan budaya takbenda UNESCO

Baca juga: Komunitas pelestari budaya bahas pengajuan kebaya ke UNESCO

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2022