Amsterdam (ANTARA) - Warga negara Belgia yang bekerja sebagai petugas bantuan, Olivier Vandecasteele, dijatuhi hukuman penjara selama 28 tahun di Iran, kata seorang sumber, Rabu.

Sumber tersebut membenarkan laporan surat kabar Belgia, Het Niewsblad, bahwa Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo beserta beberapa anggota kabinetnya pada Selasa (13/12) mengabarkan kepada keluarga Vandecasteele soal vonis tersebut.

Menteri Kehakiman Belgia Vincent Van Quickenborne pada Rabu diperkirakan akan menjawab berbagai pertanyaan parlemen Belgia soal hukuman yang dijatuhkan terhadap Vandecasteele.

Vandecasteele (41 tahun) sudah selama hampir satu tahun ditahan oleh Iran, tetapi masih belum ada kejelasan soal dakwaan yang dikenakan terhadapnya.

Belgia telah berulang kali menyatakan bahwa penahanan Vanddecasteele tidak berdasar.

Pihak berwenang Iran belum mengeluarkan komentar soal vonis itu.

"Ini adalah hal tercela dan tragedi bagi Olivier beserta keluarganya," kata juru bicara keluarga Vandecasteele, Olivier Van Steirtegem, kepada Het Nieuwsblad.

"Dia tidak bersalah dan menjadi korban permainan internasional yang lebih besar dan meragukan," ujarnya.

Pekan lalu, mahkamah konstitusi Belgia menangguhkan perjanjian antara Belgia dan Iran terkait kemungkinan pertukaran tahanan kedua negara.

Kesepakatan itu dilihat pihak keluarga sebagai satu-satunya harapan bagi pembebasan Vandecasteele.

Menurut media massa Belgia, Vandecasteele kemungkinan akan dipertukarkan dengan Assadollah Assadi.

Assadi adalah warga Iran yang tahun lalu divonis penjara 20 tahun di Belgia atas upaya melakukan serangan bom di Paris, Prancis.

Sumber: Reuters

Baca juga: Diplomat Iran jalani sidang di Belgia atas dugaan rencana pengeboman
Baca juga: Iran panggil dubes Prancis, Belgia, Jerman di Teheran

Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022