Jakarta (ANTARA) - Ahli gizi dari Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK) Irna Herawati mengingatkan orang tua agar dapat mengoptimalkan pemenuhan gizi pada anak dengan penyakit jantung bawaan (PJB) guna memperkecil kemungkinan gizi kurang, terutama stunting kondisi berat.

“Ketika jantungnya itu belum diperbaiki (belum dioperasi), yang bisa kita lakukan adalah memaksimalkan kalori atau kebutuhan (nutrisi) yang masuk untuk anak tersebut,” kata Irna dalam diskusi daring melalui Instagram yang diikuti di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Dokter: Gejala penyakit jantung bawaan tergantung usia

Pada beberapa kasus, menurut dia, anak dengan PJB diharuskan membatasi asupan cairan dalam jumlah tertentu untuk mengurangi beban jantung. Pada anak yang masih membutuhkan ASI, kata Irna, jumlah dan cara pemberian ASI tidak harus disamakan dengan anak normal. Pemberian ASI dapat dilakukan dalam porsi yang sedikit-sedikit namun sering, sesuai kesanggupan, kebutuhan, dan kondisi klinis anak.

“Ketika usia 0-6 bulan, saya sarankan penggunaan ASI perah sangat membantu. Biasanya ada pembatasan cairan misalnya ada beberapa kondisi penyakit jantung bawaan yang cairannya harus dibatasi,” ujar dia.

Pada anak usia di atas 6 bulan, Irna mengingatkan orang tua agar dapat memberikan menu lengkap dengan tekstur yang lebih lembut untuk menghindari anak tersedak. Porsi yang disarankan pun dalam jumlah yang sedikit-sedikit namun sering, misalkan porsi kecil dengan lima kali makan dalam sehari.

Baca juga: Penyakit jantung bawaan pada anak bisa dideteksi sejak dini

Irna juga mengingatkan orang tua jangan sampai mengabaikan kebutuhan asupan nutrisi atau memberikan asupan nutrisi seadanya kepada anak dengan PJB dengan asumsi belum dilakukannya operasi. Ketika anak PJB sudah masuk dalam kondisi gizi kurang, justru dikhawatirkan masa pemulihan pasca-operasi dapat terjadi secara lambat.

“Kalau anak itu terjadi malnutrisi atau gizi buruk, walaupun dioperasi, khawatirnya adalah masa penyembuhannya sangat lama. Bisa jadi karena cadangan kebutuhan gizinya di dalam tubuhnya kurang optimal,” kata dia.

Dengan status gizi kurang, Irna mengatakan bahwa anak dengan PJB sangat rentan terjadinya gangguan metabolisme atau gangguan saluran cerna yang dapat berujung pada kondisi gizi buruk karena kebutuhan nutrisi yang tidak tercukupi dengan baik.

Baca juga: Dokter sebut faktor risiko bayi lahir dengan penyakit jantung bawaan

“Ketika anak kekurangan gizi, salah satu faktor yang paling rawan adalah terjadi infeksi berulang. Apabila jantungnya ada infeksi, itu yang sering menyebabkan kondisi penyembuhannya juga cukup lama,” kata dia.

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022