Rata-rata per bulan berat sampahnya mencapai 40.000 ton

Jakarta (ANTARA) - Suku Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta Barat telah mengangkut 454.137 ton sampah yang terkumpul selama periode Januari- Oktober 2022 ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang, Kota Bekasi.

"Rata-rata per bulan berat sampahnya mencapai 40.000 ton," kata Kepala Sudin LH Jakarta Barat, Slamet Riyadi, saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

Slamet mengatakan tumpukan sampah tersebut terdiri dari sampah rumah tangga hingga hingga sampah yang ditemukan di tempat umum seperti kawasan wisata dan lainnya.

Menurut Slamet, terjadi penurunan jumlah sampah secara drastis di beberapa bulan tertentu. Salah satunya di bulan Mei.

Di bulan Mei jumlah sampah yang terkumpul mencapai 41.638 ton. Angka tersebut meningkat drastis jika dibandingkan dengan bulan Maret serta April yakni 46.540 ton dan 49.530 ton.

Slamet menjelaskan penurunan jumlah sampah tersebut dikarenakan bulan Mei bertepatan dengan hari raya lebaran.

Mayoritas warga kala itu bertolak ke kampung halaman sehingga produksi sampah di permukiman berkurang.

Bulan berikutnya, jumlah sampah kembali beranjak hingga akhirnya mencapai 48.553 ton pada bulan Oktober.

Untuk mengurangi jumlah sampah di setiap kecamatan, Slamet telah berupaya menggerakkan jajarannya di wilayah untuk memanfaatkan sampah menjadi barang layak pakai seperti pupuk hingga pestisida.

Beberapa sampah plastik juga didaur ulang untuk dijadikan sebagai bahan kerajinan tangan. Bahkan ada beberapa sampah yang disulap menjadi sabun.

Dia berharap dengan upaya tersebut, sampai di wilayah Jakarta Barat bisa berkurang dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

Sebelumnya, Slamet beserta jajarannya telah menjadikan 265 RW di wilayah Jakarta Barat sebagai wilayah percontohan pengolahan sampah.

"Ada 265 RW yang menjadi percontohan untuk melakukan pemilahan dan pengelolaan sampah di tingkat RW. Itu kolaborasi dengan lurah, camat, RW," kata Slamet pada beberapa waktu lalu.

Pada program itu, Slamet mengatakan warga di lingkungan 265 RW tersebut akan dididik untuk memilah sampah jenis organik dan non organik.

Nantinya, sampah non organik akan diarahkan untuk disalurkan ke bank sampah sehingga bisa menghasilkan uang. Sedangkan untuk sampah organik bisa diolah kembali menjadi pupuk kompos.
Baca juga: Pemilik tanah protes proyek saringan sampah di Jakarta Timur
Baca juga: Pemkot Jakbar tangani 48.533 ton sampah selama Oktober 2022
Baca juga: Sudin LH Jaksel tindak puluhan warga yang buang sampah sembarangan

Pewarta: Walda Marison
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2022